Wanita Simpanan Dosen
us merah yang dikenakannya memperlihatkan dadanya yang membesar, menarik perhatian siapa saja yang me
elisah saat tidak menemukan Rian di ruanganny
a sudah di kamp
ponselnya bergetar, men
ke rumahku, kita bisa bimbingan di sin
n untuk datang ke rumah Rian. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesemp
n Daniel, anak Rian, yang sedang bermain di ruang tamu.
Laura! Main s
niel dengan lembut. "Nanti ya, Daniel.
dari dapur dengan senyum ramah.
sempat menjawab, Rian muncul dan meny
skripsi, Na. Kita mau men
u. Silakan masuk ke ruang kerja, ak
ng membawa minuman, meletakkannya di meja, lalu keluar dari ruangan. R
Rian, kena
enggoda. "Agar kita tidak diganggu, s
rsemangat. Rian mulai mengecek skripsinya
duk di si
segera menempelkan tubuhnya pada Laura, tangannya meremas da
tolong lepas... sa
terus menggesekkan tubuhnya ke bawah Laura, me
n... Naya bisa datang k
ayang. Aku sudah meng
rinya. Rian melanjutkan aksinya, memasukkan dirinya ke dalam Laura. Gadis
Rian... tidak di
aku menikmati ini." (su
rah. Di tengah desahan dan bisikan mereka, Laura merasakan campuran antara ketakutan dan kepuasan. R
merasa tubuhnya lemas. Rian menarik diri dan membiarkan
ita bisa kembali fokus ke s
." (suara gemetar, m
tidak ada yang terjadi. Namun, baik Laura maupun Rian tahu bahwa apa yang mere
u dan masuk dengan senyuman. "Minumanny
Terima kasih." (t
ya, Laura. Skripsimu pasti
saha tersenyum, meski hat
ia mencoba merapikan pakaiannya sebelum keluar dari ruangan kerja Rian, tetapi dia tahu pe
, Naya langsung melihatnya. Naya mengerutkan kenin
bimbingannya? Kamu terlihat
butnya yang berantakan. "Iya, Bu Naya. Sudah
dengan seksama. "Skripsin
ipun hatinya berdebar. "Iya, Bu. Sudah banyak
datang berlari ke arah Laura. Bocah kecil it
o main lagi! Aku mau t
sme Daniel. "Tentu, Daniel. Kak
ntara Laura dan Daniel. "Terima kasih, La
n di ruangan kerja Rian dan fokus pada Daniel. Bocah itu menunjukkan mai
keren sekali, Daniel
dekat. Laura duduk di lantai, bermain bersama Daniel
urang jelas dari bimbingan tad
dari tatapan Rian. "Baik,
n, namun tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya tersen
minum teh dulu. Saya sud
gangguk. "Terima kasi
untuk Laura. Sementara mereka berbincang, Naya t
ntu Rian dengan skripsimu. Saya
ersenyum. "Iya, Bu. Pak Rian sangat membantu saya.
lah kalau begitu. Saya hanya ingin kamu tah
membuatnya merasa gelisah. Namun, sebelum dia bisa memik
k Laura, ay
rdiri. "Baiklah, Danie
lihkan pikirannya dari Naya dan Rian. Namun, ra