Wanita Simpanan Dosen
Ia membuka aplikasi media sosial, berharap bisa mengalihkan pikirannya dari kejadian menge
a istri dan anak-anaknya di sebuah pesta. Mereka terlihat begitu harmonis dan bahagia, seolah-olah tidak ada yang bisa meru
Laura dengan hati yang pedih. "Hanya untuk bisa c
ah seluruh dunia telah bersekongkol untuk menghancurkan hidupnya. Sementara Rian menikma
esan masuk. Laura membuka pesan itu dengan hati-ha
rang. Aku menunggumu di kama
a bisa Rian meminta sesuatu seperti itu ketika ia baru saja memposting foto b
ersama istri Anda?" balas La
a semakin ciut. "Kalau kamu tidak datang, aku tidak
hu bahwa tanpa bantuan Rian, harapannya untuk lulus dengan cepat akan hancur.
Setiap gerakan terasa seperti beban yang harus ditanggungnya. Ia
Kakinya terasa berat, seolah-olah setiap langkahnya membawa beban emosional yang tak tertahankan. Ketika
bisik Laura pada dirinya
ak lama kemudian, pintu terbuka dan Rian berdiri di amban
ian dengan nada yang tena
ihan yang berat, namun ia merasa tidak memiliki pilihan lain. Ia harus melanj
tuk duduk di kursi yang berada di dekatnya. Laura duduk dengan hati-hati, m
Rian dengan nada yang tenang namun penuh tekanan. "Tapi kamu
rkata-kata. Ia merasa terjebak dalam situas
ng aku minta, bukan?" tanya Rian
Ia tahu bahwa hidupnya telah berubah selamanya, dan bahwa ia ha
n, suaranya terdengar seperti p
a menenangkan dirinya, mencoba mengumpulkan sisa-sisa keberanian yang masih ada di dalam dirinya. Tapi,
ngan pandangan yang penuh dominasi. Tubuhnya yang kekar tampak mengancam, dan
u, Laura," perintah Rian
han merangkak mendekati Rian, dengan hati yang penuh ketakutan dan rasa tidak berdaya.ng kepala Laura dengan tegas. "Sekarang, masukkan ke da
lutnya. Rasa asing dan tidak nyaman langsung memenuhi indra pengecapnya, dan ia merasa mual. Rian mendes
lir di pipi Laura, tetapi ia tetap bertahan, mencoba untuk tidak menunjukkan rasa sakit dan ketidaknyamanan
desah semakin keras, tubuhnya bergetar ketika ia akhirnya mencapai klimaks. Cairan hangat d
Laura merasa hancur, seperti seluruh dunianya telah runtuh. Ia tahu bahwa kejadian in
u tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatka
iliki kendali atas hidupnya. Rian berdiri dan mulai berpakaian kembali, seolah-olah tidak adangangkat dagunya dengan tangan yang kuat. "Ingat, ini adalah rahasia
tersenyum, kemudian meninggalkan kamar hotel tanpa berkata apa-apa lagi. La
, merasa tubuhnya lemah dan tidak berdaya. Dengan langkah berat, ia meninggalkan kamar hotel itu,