Istri Polos sang Milyarder
dari gadis tersebut, Kartika terus berusah
engan tenaga perempuan tersebut, sehingga memilih pas
ebar kencang, perasaannya menjadi tidak menentu me
is yang berada di depannya, sehingga membua
anmu! Aku tidak ingin kalau ada sedikit pun debu yang menempel di
h, terlihat sulit sekali melangkahkan kakinya. M
ubuhnya penuh dengan tanda merah!" ger
ntuk berjalan turun dari tangga. Setiap bebe
Cantika dengan tangan m
aki. Karena sadar diri akan siapa dirinya,
nti, tatkala mata elangnya menangkap seoran
a, tampak beberapa kerutan di dahi mengi
kali aku melihatmu di sini,
tertusuk sebuah pisau yang amat tajam mend
baru," ucap Cantika dengan
angan bekerja. Nanti malah akan mengganggu pela
sang suami. "Saya berusaha tidak akan merepotkan pe
perti itu, aku tak bisa memaksamu. Lagi pula kau sendiri yang akan kesakitan kalau terus m
kepada suaminya tersebut. "Padahal kita sudah melewati malam bersama, tapi kau
egera turun ke bawah. Mulut mungil itu, terus meringis kesakitan lantaran Andika melakukan
sudut rumah megah tersebut. Tangannya gemetar dengan bibir yang su
hingga kesulitan untuk berpijak. Tangan mungil itu pun menggapai
makin kesal, lantas mendekati Canti
oleh, menatap istri pertama dari suam
Ingat, jangan melakukan kesalahan, karena yang datang adalah tamu
ab Cantika sege
asakan setiap kali menatap gadis tersebut membuatnya tak bisa m
empedulikan madu yang tertatih-tatih berjalan ke arah
terus melirik kesana-kemari, mencari keberadaan seseorang untuk ditanyai letak dapur ada di ma
ar ini? Jangan bilang hanya aku yang jadi pelayan di sini?" Can
uk. Ingin mengistirahatkan diri, dengan duduk seben
enemukan di mana dapurnya!" Cantika mengepalka
yang sejak tadi dicari. Mata gadis tersebut
sana, mencari keberadaan gula dan kopi. Saat sudah dapat
as di atas nampan. "Sekarang aku harus me
ara kedua paha terasa semakin sakit. Namun, ta
asa sakit, tetapi dengan cepat mengubahnya kembal
antika melihat suaminya dirangkul oleh seorang perempuan . Mereka terliha
jadi ingin terjatuh, menimbulkan suara denti
Andika. Mengatakan kalau lelaki itu adalah miliknya. "Sehar
n kepala, menahan bulir bening yang
berapa kali menggigit bibir supaya tidak
n para tamu, sekarang tinggal Kartika dan A
mempercepat pekerjaannya. Gadis tersebut memilih menundukkan kepala, menahan
panas itu menjadi tumpah ke celana Andika. Membuat wajah Cant
i meja untuk membersihkan bekas tumpahan kopi itu. "Maafkan