KANDAS!
tumbuh besar di panti asuhan, Bu Yanti selalu mengajari anak-a
ikan formal. Seperti aku misalnya. Dulu, aku menikah dengan Mas Angga tentunya s
memikirkan dengan logika, apa saja konsekuensi
ah berpakaian rapi. Dres selutut tanpa belahan rendah yang sedikit longgar, melekat di tubu
p." Tersenyum untuk
adalah tatapan kagum. Namun, pada akhirnya dia mendekat
orang tuanya, Mas Angga letakkan di tempat tidur. Dengan gerakan cepat, Mas Angga langsung membuka
belinya? Lalu apakah dress itu khusus untuk
lah ce
a,
ai dress pilihan Mas Angga. Akan tetapi,
. Tidak sampai di situ, dress itu terlalu terbuka menurutku. Belahan dada rendah, yang hampir
harus memaka
ada yan
ni aku rasa
memang aslinya dari kampung. Tapi jangan kam
a. Aku berusaha menjaga semuanya, tetapi dia justru seol
ia paham! Teman Mas Angga pasti lebih banyak laki-laki. N
makin tidak percaya diri. Hanya bisa menarik
ita berangkat," ucapk
celetuk Ma
lagi,
. Olesi wajah dan bibirmu dulu.
gga kembali menggendong Bilqis
einginannya. Aku berdandan mengikuti style wanita-wanita k
ku suda
nggi punyaku satu-satunya. Tidak peduli lagi, jika penampil
h, aku
pilanku. Entah apa yang sedang dia pi
tah
*
ng perjalanan, Mas Angga bercerita kalau pesta yang kami tuju adalah pesta perayaan u
n hasil. Sementara itu, dia masih tetap menjadi teknisi di perusaha
a dari perusahaan. Belum terbesit mengump
memberikan aku uang keperluan dapur dan kebutuhan sehari-hari. Si
erlambat," ucap Mas A
awal tetap sama, aku tidak mau menarik perhatian dari tem
tkala kaki menjejaki pekarangan rumah baru itu.
okoh rumah itu. Pintunya terbuka lebar, suara ca
tertuju pada kami. Aku semakin gugup, ap
Mas Angga melambaikan tangan. Kemu
Eh, ini anak pertama lu?" ta
kedua lagi diproses," ucap Mas An
mereka. Beberapa menit berlalu, datan
aki-laki berbadan tinggi dan tegap.
h, seraya matanya tak berhenti menatap. Mbak ayu pun menyam
in Mas Faisal jarang membawanya bertamu ke rumah, selain itu juga Mbak Ayu adalah wanita karir. Tentu saja
meninggalkanku di situ. Dia sibuk m
ng harus aku laku
dulu. Aku mau gabung sama
i gendongan Mas Angga. Setidaknya ak
neka makanan dan minuman. Tidak mungkin aku menggendong Bilqis sepanjang
lebih bai
*
akin besar memekakkan telinga. Aku tidak tahu persis apakah teta
lang. Mata mulai mengantuk, Bi
aku melihat kejadian yang membuat rasa cemburu bergejolak
rinya, langkah kaki ditahan ole
tanya Mas Faisal,
angan ke Mas Angga menjadi terhalang. Entah disengaj
cantik
muji istri sahabatnya sendiri. Tidak aku pungkiri, pujian itu sedikit menyent
saja ko
. Tidak ingin terbuai satu kali
-benar cantik. Hmm, sebenarnya aku her
nya te
sudah
ra ayahnya masih asy
lang, Rum?" tanya
harus sabar sampai
arkanmu pulang?" Mas Faisal menatapku
ak usah," ucapku
Aku sahabat
emaksa agar aku mau
bari mengalihkan fokus p
Bilqis, aku akan minta izin pa
jak menuju Mas Angga. Entah apa yang mereka bicarakan
ang aku antarkan pulang. Kasihan
k mempedulikanku. Jika dia tidak peduli padaku, setidaknya dia pikirkan Bilq
, Ru
udian menarik tanganku. Lebih tepa
ukan? Haruskah aku set