Gadis Penakluk Hati Tuan Muda Tampan
istirahat Arkana. Siapapun harus menunggu tuan mudanya keluar dari ka
ri pergerakan itu masuk kedalam gendang telinganya dengan mata yang masih terpejam, derap langkah
antau pergerakan yang terdeteksi melalui indranya yang begitu peka. Kini penci
masuk kedalam selimut yang sedang dikenakannya
Sapa Yasmin saat mata lelaki
ki itu terbuka tiba-tiba, tetapi ia berusaha tenang da
erduduk, dengan wajah bantal dan nyawa yang baru terkumpul lelaki itu terp
kamu masuk kesini?" Kata
da, kenapa aku tidak boleh masuk ke kamar suami ku sendiri? apa jangan-jang
eringai yang menakutkan. "Sekarang kamu mulai berani melanggar peraturan, ta
nnya disilangkan di dada membalas tatapa
diperlakukan seperti pembantu? mengurungku di kamar? Aku sudah aku a
ngah berusaha mengingat apa yang
a, Yasmin segera mengatakannya. "Dasar orang tu
lang?" Pekik
g yang berani memaki dan m
ta tadi malam. Dan sekarang pestanya sudah selesai, aku tidak membuat kesalahan apapun. Bahkan aku sudah be
lasan gadis itu. Ia membuang nafasnya perlahan
epala dan berkata. "Aku mau pulang keruma
tolak Arkana
ta membulat. Raut wajahnya cemberut begitu kesal dengan
ai pergi ke kamar mandi membasuh wajahnya. Yasmin semakin sesengguka
an selalu membuatnya kesal. Tidak hanya itu, semenjak kehadiran gadis itu tinggal di rumahny
as melangkahkan kaki dengan lebar sampai
ak
arahan Arkana yang keluar dari kamar mandi, kemudian lelaki itu menyeret tubuh kecil dari
belakang, menyeretnya seperti anak k
itu saat tubuhnya
TUJUH MALAM BELUM KEMBALI... AKU AKAN MEMOTONG
ak
kamarnya dengan keras, lelaki
ra berlari menuju suara yang berasal dari kamar majikannya, usianya y
ambil memperhatikan gadis yang selalu menyusahkannya i
ata. "Tuan mengizinkanku pergi ke rumah ku, jadi bibi haru
ala tipis lalu keduanya meninggalkan kawasan privat tuan m
hagia akan bertemu kedua orang tuanya. Kini rasa rindunya sekarang
gan luas 350 meter sudah ada di hadapannya, di depannya me
dengan luas hampir lima hektar itu tidak bisa membuatnya keluar dengan mudah. Ini ad
mah tersebut dengan di ke lima bodyg
asmin menggelegar
roda. Air mata perempuan itu mengalir deras dengan kedatangan putrinya
mami dan papi hiks." Tangisnya berla
sayang hiks," ba
nya, ia juga mengerti bagaimana rasanya berpisah dengan putri dan keluarganya. Tangisan
membuatnya terkejut. Ia menghapus air matanya dan berkata. "Mami kenapa pakai kursi roda?
ambu