Bisakah Untuk Tidak Memilih
s dengan baik. Kalau ada apa-apa kayak kemarin, kamu langsung te
ara papanya juga langsung pulang tanpa melihat pesawat itu pergi. Harus diketahui bahwa papanya tidak pernah setuju dengan kem
*
gi bersenda gurau. "Jelena, kamu udah baikan? Badannya udah ngga
andakan dia mulai baikan, tersimpan rasa bahagia dihatinya karena Yadi memperhatikannya.
n terkaget, "Yadi, Jelena, aku pulang dulu yah
an lagi oleh Yadi, "Aku antar ya
hubungi aku." Rachel langsung menarik tangan Tristan sementara Tristan yang baru datang sudah pasti bingung dengan Rachel yang tiba-tiba mena
tarik paksa akhirnya menarik tangannya, "Ngapain sih Rachel, sakit tau nggak ditarik gini! Ka
h, "Tolong dong Tan anterin aku pulang ke rumah soalnya ada kerj
an apa sih Rachel? Perasaan kamu baru dua min
seperti model, "Kamu nggak lihat tadi nggak ada yang jagain Jelena? Masa Jelena ditinggalin sendirian emang kamu mau? Lagian aku juga bukan mau ngerjain endorse tapi ahh ... udahlah makin lama ngejelasinnya makin l
depan rumah Rachel, "Udah samp
jaan temenin Yadi sana jagain Jelena. Nanti
tihan dancenya. Hati-hati di rumah, kalau ada apa-apa langsung telpon kita-kita
emilik rumah sebelah yang sangat Rachel kenali beserta supir yang juga sangat dikenalinya. Jujur Rachel sangat bingung karena sudah sekian lama Pak Tarno, supir sahabatnya itu tidak pernah keluar dari rumah sahabatnya
ya sampai tidak sadar kalau bibinya t
" Sambil terus memandang sebelah ruma
*
kangen juga sama udaranya Jakarta. Udah lama nih aku nggak pernah ke Jakarta, kira
terlalu heboh lah kak Indira, Jakarta juga masih sama aj
! Pak Tarno mana Javas, udah di telpon, kan?" Indira me
ia tetap melihat sekelilingnya dan kemudian matanya m
Non Indira, Tuan Javas dan Tuan Haniel, Pa
a." Javas membantu Pak Tarno mengangkat barang-barang mereka d
k langsung masuk ke rumah. Javas langsung menemui Pak Tarno dan membantunya membawa sedikit ba
alau tuan mau pulang ke Indonesia sesua
mah jadi saya rasa tidak perlu memberitahukan kedatangan saya." Jav
belajarnya dengan kertas-kertas yang berserakan. Dia tidak mendengar
*
rusaha mengguncang badan Indira y
ot kakaknya itu, "Apaan sih kak Javas, Indira masih
au ikut nggak? Haniel nggak mau
as ah Kak, Indira juga masih capek ini, l
malah ketemu sama orang jahat. Aku di sana cuma tiga hari jadi usahakan dalam tiga hari itu jangan bikin masalah dan jangan sampai ada yang lihat kalian masuk dalam
ih, Kak?" tanya In
Kakak berangkat dulu yah, ingat juga jangan susahin mbok sama
n barang-barang yang mau dibawah Javas. "Mau disopir
yetir sendiri. Ya udah saya berangkat dulu, Indira sama Haniel
a atau Haniel dan jangan ngelakuin hal yang aneh-aneh, Indira nggak mau temuin barang aneh di mobil kak Javas pas pulang!" Javas tersenyum melihat sepu
yang keluar dari sebuah rumah besar samping rumah Rachel yang menurut dia lagi tidak ada penghuninya. Rachel yang kebetulan sudah selesai bersiap-siap memperhatikan mobil
nya mengerti apa yang dilamunkan Janet
aku agak bingung juga karena hampir bertahun-tahun m
g aja ada urusan apa Pak Tarno bawa mobilnya Javas padahal setahu aku semenjak tidak ada Javas di s
chel nggak usah dipikirin, kali aja papanya Javas lagi suruh sesuatu ke Pak Tarno. Kita mending ke rumah
*
depan mobilnya. Secepatnya Javas mengerem mobilnya namun depan mobilnya kayaknya sudah mengenai sepeda sekaligus pengendaranya. Javas dengan sigap keluar dari m
pa kok, kakinya aja yang agak keseleo dikit." Ce
tu tunggu
tu. Cewek itu kaget dan langsung meneriaki
u, sepeda kamu nggak bakalan aku curi kok." Javas berjala
rusaha mengangkatnya, "Eh, kamu mau ngapain
m aja biar aku yang gendong!" Javas langsung menggendong cewek itu sedangkan cewek itu terdiam memandang wajah
galin aku, ternyata dia baik banget tapi kayaknya dia bukan orang sini deh soalnya aku ngga
senyum kayak gitu?" Cewek itu hanya menggeleng lalu menunduk, tidak berani melihat Javas
lagi, ya udahlah nanti bi
teriak c
tnya ada yang ketabrak lagi, "Kenapa sih musti te
tapi nggak mau berhenti, rumahnya udah
ti, "Kamu tinggal di dekat rumah oma aku?!" tanyanya sambil
ya Oma Hana?! Aku sering tuh main ke rumahnya tapi nggak tau k
angsung memarkirkan mobilnya di depan rumah omanya, "Kita udah samp
manya sudah pasti bingung karena cucunya datang bersama cewek yang dia juga kenali. Mereka lebih bingung lagi karena Javas terus terdiam dengan
pan jalan sana. Oh iya tunggu bentar aku ambilin sepeda kamu." Javas kembali
ucap cewek itu
ra, kamu nggak apa-apakan sayang? Ada lagi yang luka selain kaki kamu?" Cewek itu hanya menggeleng sambil tersen
"Nggak usah tante,
dalam, kita mau coba resep kue baru soalnya." Mam
bosan dengan keadaan itu akhirnya memulai pembicaraan, "Jad
Javas, "Katanya cucu oma hana
yang lalu, niatnya cuma mau datang lib
a bertemu. Aku baru dua bulan balik ke Indonesia, selama ini aku tinggal di Swiss bareng papa. S
sampai kapan." Suara Javas memelan, ada perasaan dalam dirinya untuk tidak lagi meninggalkan
kamu nggak capek sayang? Kalau capek mending pul
maaf yah soal kejadian tadi dan kalau ada apa-apa kamu bisa
a nggak bakalan balik ke luar negri dan tetap tinggal di Indonesia? Apa aku agak memaksa ka
yum gitu ada apa sih sayang?" tanya mamanya. Tiara menggeleng, sepertinya belum saatnya dia bilang ke mamanya kalau dia menyu