Intermezzo ( Antologi Cerpen )
engan bertopang dagu. Memikirkan apa yang akan terjadi setelah promnite nant
melihat aku berpartneran dengan anak berumur 14 tahun. Aku
ik, aku pergi sendiri." Aku beranjak meninggalkan meja riasku dan turun ke la
TOK..
ang membuka pintu. Seorang ibu paruh baya, lebih tu
...kaya'
Joko udah siap nich." Seruan Joko,
sih? Aku udah nggak sabar ngeliat suasana d
mbah lagi senyum sumringahnya yang penuh kebah
ertahan di ujung lidah saat melihat betapa bersemangatnya bocah itu. Dia yang kini sudah mengenakan
erangkat sek
an anak semata wayang Mbok Na, yang sudah bekerja dengan keluarga
ya diriku menurun drastis. Aku yang terbiasa berpakaian casual dengan kaos dan jeans serta snik
skan berpakaian formal, mungkin aku sudah memaka
u tak peduli dengan runtun acara prom. Yang aku tau endingnya sama saja. Ada acara dansa
" Tanya Poppy didampin
as karena mulut yang masih penuh dengan
Wajar saja jika Poppy tidak mengerti, barusan
elah menelan brownies tadi serta
ab Poppy dan I
juga mau ke t
engan melempar seny
mengatakan 1 hal yang mem
penampilan Alfi
, batang hidungnya aja b
tu yang nggak nyadar. Dia
ura cuek, padahal dalam hati pengen banget Alfi nyamperin kesini trus sa
rin di
ggak mau dinilai jelek sama dia," tolakku dengan sana
entah waktu Chika ngajakin dia. Dia bilang dia udah nemuin part
enti saat Indra dan J
lau kamu bakal pergi sama Joko. Taunya seriu
kesal mengundang senyum pasangan keka
nyantap kue-kue yang ada tanpa m
anak orang lagi yang kamu seret buat diaj
si. Ingin rasanya aku berteriak, 'Gimana mau nyari pacar, kalau di hati dan pikiranku aku aja y
i' Ra. Aku tu c
.
paan seseorang m
aku hanya bisa menjawab kata 'Hai' dengan tersendat. Karena a
hnya, datang menghampiri dan menyapa kami ramah. Kalau tidak ingat ramai orang dan tidak ingat Alfi ad
antungku deg-degan, tak kuat melihat senyum manisnya. Tatapan matanya ya
ungkin ia rasa responku terl
u gelagapan dengan te
letuk Joko tiba-tiba dengan mulut masih men
Tepatnya, aku menginjak kakinya. Tak kupikirkan lagi bagaimana rasa sakit yang Ia alami. Ya
Joko dengan wajah
kalau aku sudah menyiksa anak orang. Sepertinya wajah memelas Joko, sempat men
gukan kepala Indra."Joko ikut ya, biar kak Poppy kenalin sama teman-teman kakak
ggalkanku deng
i kutu disini. Semakin nervous dan salting juga pastinya, secara harus ditinggal berdua den
ngan orang yang aku suka dalam waktu lama apalagi orang itu Alfi. Makin panas dingin tanga
ksudnya kebiasaan pelormu?" Tutur Alfi memecah keheni
"Kalau soal kebiasaan itu, kaya'nya sulit b
ip rasa bahagia, karena tanpa diduga Alfi sedikit banyak tahu
lai tu," ucap Alfi membuyarkan l
? Maksu
you dance with me
," tanyaku agak ragu d
pat dengan mengura
san. Seorang Alfi cowok idola di sekolah, meng
t itu juga guna meluapkan kegembiraanku. Tapi aku m
ilang, saat aku ingat partn
Tanyanya saat melihat perubahan e
emana? Harusnya kan kam
i Ra
perin dia gih. Kamu ngg
u gitu aku samp
iku saat mengingatkannya soal partnernya. Aku juga menyesal, kenapa tadi ak
hanya akan terus seperti ini. Aku hanya akan selalu menjadi pengagum rahasiamu. Dan soal perasaanku cukup aku
aula sekolah dan menuju ke taman.
ja jadi penyebab yang bikin aku na
a seseorang datang menghampiriku dengan mempersemb
nnya. Seseorang yang kalian sendiri
hadapanku dengan mawar putih di tangannya. S
n siapa-siapa di sekolah. Aneh, karena tadi dia bilang ia ingin menemui partnernya
cont