Intermezzo ( Antologi Cerpen )
kan me
mulutnya. Dengan tatapannya yang teduh, dia menyodorkan
perlu aku beritahu pun, rasanya semua or
angan dari seseorang yang kita hara
-benar nggak punya pilihan lain selain nurutin maunya orang tua aku," ucapny
mu boleh pukul aku sekarang," sambungnya l
ga menahan diri untuk tidak menangis. Ak
lau sejujurnya kedua kelopak mataku mulai menghangat
ik buat kita," ujarku dengan suara ber
kamu dan keseriusan kedua orang tua kamu dengan niat
asana angin malam di pesisir pantai malam ini
gak tiba-tiba
k bisa berbuat apa-ap
ah dengan nurutin kemauan orang tua, Lukas. Apalagi niat mereka baik."
..
ri sejak awal. Harusnya aku nggak di si
Aku yang minta kamu untuk tetap nemenin aku,
terlalu pengecut karena nggak bisa memperju
in yang kamu bisa. Tapi mema
dak menangis. Rasanya terlalu sakit karena harus terpisah seperti in
karena aku udah terlalu b
. Tiga tahun sama kamu, salah sa
menarikku dalam pelukannya
ri terakhir kami bersama.
-
jauh betapa meriahnya resepsi pernikahan Lukas
n aku semakin terluka melihatnya bersama sang Istri di pelam
tu masuk. Entahlah...aku hanya ingin melihatnya untuk kali terakhir sebagai or
l seseorang mem
taku yang sempat turun memba
ami memang tidak begitu dekat, tapi dia
-hati, mungkin dia khawatir pertany
rsenyum tipis,"Nggak. Aku cuman mampi
dian menggeleng cepat."Kayaknya nggak deh. Lagian ke sini juga ne
gguk tanda
, mending kita ke coffesh
Apa mukaku tampak begitu menyedihkan sekarang hingga but
*
di meja paling pojok persis di depan jendela. Hubungan kami yang tidak begitu d
ya Gita tiba-tiba memecah lamunan
dengan muka cengo.
itu bukan senyum meledek karena ak
tap yang selalu hati-hati dalam b
ku ataupun Lukas." Aku mencoba jujur dengan perasaan aku sendiri, wala
ernyata kamu jauh lebih kuat daripada aku. Percaya atau nggak, du
a curahan hati. Jujur saja, aku merasa sedikit kaget juga, ka
dengan santainya bercerita padaku. Ya...kita tidak sedekat itu sebenarnya. Entahl
embuatku terdiam sejenak. "Yang ada disana sekarang ternyata bukan kamu melai
ikit, lalu kembali meletakkan cangkirnya di a
erus mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari masalah peker
u Gita lagi. Semuanya sudah berlalu. Setiap orang juga sudah
agi jika kami terus memaksakan hubungan yang tak mungkin mendapat rest
s. Aku juga akan menciptak
*