Cold Mafia Secrets
g ditutup-tu
ekaligus condong pada teman kampusnya. Lelaki yang menurutnya begitu lembut se
Zira sedang melakukan operasi transplantasi ginjal. Membawakan bingkisan parcel buah. Melihat Yaza
or dari orang lain. Pak Hirawan menemukan pendonor dengan beg
lagi melihat adik bungsunya merintih serta menangis kesakitan. Perlahan, s
agia adikmu bisa menda
p jantung Azmina berpacu tak karuan. Tak hanya itu, keri
di hari bahagianya kini. Ditambah lagi, sedang be
omong sesuatu
Segala bentuk prasangka-prasangka yang menjerumuska
Ngomon
pat dari biasanya. Aku simpulkan, ini adalah perasaan cinta yang Allah berikan pada hamba-Nya. Selama bertahun-tahun ini, aku memendamnya. K
ali. Ketika aku memilih kuliah sambil kerja, berbagai pekerjaan sudah aku lakukan. Entah itu online shop, freelance, ikut orang, jadi kuli. Pahi
an dan channel kontenku sudah ditonton oleh jutaan or
oleh ke samping di mana Yazan sedang tersenyum pe
imu. Ya meskipun tempatnya di rumah sakit. Tapi setidaknya, aku telah menepis rasa takutku. Maukah kamu berjuang
ina tak sanggup lagi menatap mata Yazan. Lelaki yang selama ini ia kagumi dan diselipkan namanya disetiap doa yang dipanjat
tahui ini?? Dan apakah nik
eka tak mungkin lagi bersama. Karena, ia sungguh penasar
a bukan?? Selagi finansial, mental serta ilmu agama sudah cukup. Dari pada aku bisa ber
ena mengingkari pernikahan yang belum genap sepekan. Ia bisa saja menerima lamaran Yazan lalu mengganti uang
alam-dalam lalu menghembuskan perlahan. Berbicara sambil memejamka
iki perasaan yang sama padamu
seketika berbin
erpaksa melakukan ini demi pengobatan adikku
Senyum yang ditunjukan juga ikut tiada. "Oh, kamu sudah menikah?? Kok undangann
enangkap dengan jelas jika kedua mata Yazan berkaca-kaca. Jika sampai se
Namun, kita tak ditakdirkan untuk saling memiliki. A
t Azmina semakin kagum. Meskipun umur Yazan masih 22 tahun namun, ia s
Aku pamit pulang dulu
panggil
a?
ukan perempuan yang ja
g terbaik." Setelah berkata demikian
up wajahnya. Lalu menangis dalam diam. Ia benar-benar sudah mengorbankan kebahagiaan serta p
ajah menggunakan kerudungnya, Azmina mempercepat langkah ke mushola. Mengambil air wudhu, lalu menjalankan kewajiban sekaligus k
yang Maha Mendengar ketika orang-orang tak memahami. Azmina yakin. Meskipun ia ta
*
rela berkorban maka ada yang bersikap seenaknya sendiri
Pasti nanti kalau aku minta apa-apa ke Kak Azmina dituruti!" Gi
ir," jawab Azmina mulai ta
minta hp baru ke Kak Azmina! Aku mau yang ada logo apel kegigit itu! Ah pasti, setelah aku punya hp baru foto
lalu menjawab, "Sudah syukur-syukur mereka mau membiayai operasimu. Kamu jangan minta yang an
u aku minta Kak?? Kalau seandainya, aku minta ke Kakak Ipar lalu langsung dituruti, Kakak b
u diri! Kita yang sudah ditolong seharusnya tahu diri dan sad
loh. Kalau misalnya aku minta mobil, rumah. Itu lah baru seenaknya sendiri! Hp loh
n semua barang-barang Zira pun diurungkan. "Rendahkan n
ebih dalam lagi. Meskipun belum menyelesaikan peker
as kekesalan Zira. "Ih nyebeli
Zira tetap saja tak peduli dengan segala bentuk pengorbanan yang telah kakaknya berikan. Karena, ia
*
u artinya, waktunya bertemu Azmina setelah LDR. Tanpa memberitahu sebelumnya, men
as jangan lupa dateng ya," ujar Pak Arya dengan rasa sega
ik tanya, "Bera
95. Saya bahagia banget dengan prestasi
ganggukan ke
ri menyuguhkan dua gelas kopi. "Maklumin ya Mas. N
ganggukan ke
eru Zira tiba-tiba ketika ia masuk ke dalam
is Kendric
n!" Tegur Pak Ary
pelit! Buktinya mau membayar operasiku ka
zmina??" ta
k sopan gitu." Bu Fadya begitu malu dengan per
iknya Kak Azmina. Namaku Zira!" Ia lalu mengulungkan t
endorong kopernya. Ia beberes begitu tergesa-ge
gkir kopi lalu berdiri. "Ka
agi trend itu dong!" Meskipun sudah ditegur kedua
ga menimbulkan malu, Azmina pun mendekati Kendric
nggung tangan, sembari berjalan keluar, Azmina berpamitan.
. Hati-hati di jal
h!! Aku kan lagi bujuk K
um menjalankan mesin, Azmina terlebih dahulu beruc
drick ucapkan untuk mengoloki Zir
u kata, mampu membuatnya diam seribu bahasa. Sekalipun
satu meter. Ini lebih tepat disebut istana yang berada di tengah kota Surabaya.
kakan pintu. Menganggukan kepala diiringi senyum tanda kehormatan pada tuan rumah. Segera, sal
eda dengan sekarang yang justru merasa khawatir serta was-was. Sebenarnya, entah apa
drick setelah duduk di sofa kebe
lalu turun ke
pembantu yang bernama Bi Ami meminta untuk membantu. Namun, Az
. Langkah yang begitu pelan, la
u seruput langsung dilepeh. "Apa-apaan kamu
ya mau bera
ni itu bukan selera saya!" Kendric
Itu kopi
gak kamu buang," ja
minum
epat sana
cangkir kopi untuk Kendrick namun teta
angga sampai keringat di pelipis mulai bermunculan. Namun,
waban yang sama. Kendrick tak
ena, sedari tadi salah terus. Ia sudah cukup lelah naik turun tangga. K
racuni saya,
ntimidasi. Menundukan kepala, memainkan jari jemari
ya buat yang asin," jawab Azmina y
duduk, mendekati istrinya sampai Azmina terpojok di tembok. Menga
kopi. Namun kenapa
f ..
selain membu
apan dengan Dosen killer dari pada
min ... ta maaf ...." Na
cuk
ang harus s
elinga Azmina yang masih tertutup
e