Because That Night
ng makan malam besok di sini. Kam
engan lip cream berwarna peach membuat wajahnya semakin cerah. Setelah selesai dengan wajahnya, Vania melepaskan roll yang
rna hitam sepanjang lutut. Ia pun langsung mengenakannya dan memakai parfum di kedua sisi lehernya. Vania tersenyum puas melihat dirinya
rlari-lari kecil. Ia langsung menuju ruang tamu, di sana kedua orang tuanya sedang bercengkrama bersama seorang tamu. Seorang pria yang amat rupawan, m
Rosita pada pria itu sambil menar
ambil tertegun dengan wujud gadis yang akan dikenalkannya. Jantung Vania langsung berdegub kencang
kata Andri, ayah Vania. "Sean, ini anak Om yang lu
a tersipu sambil terse
Rosita, "hari ini Tante masak ma
. Sementara Vania terus memandang punggung Sean, ia benar-benar menyukai sosok pria itu. Makan malam pun berlansung, Rosita dan Andri mengajak Sean bercerita tentang pe
mengantar Sean ke ruang tamu. "Mungkin kapan-kapan Nak Sean bisa mengajak Vania keluar jalan-ja
ma ini pulang dari luar negeri, dia t
main di luar," ucap Sean, "akan lebih bagus
" ujar Adrian, "Nak Sean pa
pul
tiba-tiba tampak sosok gadis berbaju kaos dengan celana jeans yang sobek. Mata Sean langsung membulat begitu memandang
adalah Ariel tidak merespon ayahnya, ia masih belum bisa menguasai dirinya dari keterkejut
masuk ke da
menarik Ariel da
tertawa salah tingkah, dia belum dewasa maklu
ak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan gadis yang telah bercinta dengannya sebulan
begitu," kata Sean, kapan-k
ini nemanin Vania," balas Andri. Sean hanya mengangguk kec
*
empel di atas bibirnya. Ia berpikir, sungguh sangat kebetulan ia bertemu lagi dengan Ariel, gadis yang ia rindukan selama lebih dari
uatu kebetul
enuju ruang tengah itu. Sean berbalik dan wanita cantik itu sedang berjalan beriringan deng
mereka dan makan malam di sana," ujar Tirta, pria p
ku makan ber
ini putranya mau melakukan hal yang ia pinta. Tirta d
a tampak tenang namun sebenarnya ia sangat penasaran ba
," jawab Sean s
rsemangat, "sudah kuduga kau pas
l, "siapa pria yang tak
rnyit taja
ama Vania. Apa kau lupa?
iya," gu
erpesonanya Sean, dia sam
dari luar. "Kalau begitu, aku akan memberimu kes
Sean. "Bagaimana? Kau sudah mend
jawan Sea
emberimu?" Ang
birnya menyungging ke samping. "Tidak usah,
akku ini memang tidak perlu diragu
dingin ke arah Sean. Jelas ia tak suka jika anak sam
*
k wajahnya masih shock. Wajah keterkejutan pria yang pernah bercint
benar-be
dak ... itu bukan dia ...." ucapnya
enaiki tangga, terdengar suara bel rumah. Ariel mengacuhkannya dan mulai menaiki tangga namun bel terus berbunyi. Ariel berbalik dan mencari-cari asisten r
l memandang ke arah pemandangan halaman rumah yang tampak sangat indah. Mata Ariel membulat, ia tahu sosok itu adalah
au
an rahang yang tegas begitu memesona namun tidak bagi Ariel. Sorot m
au di sini?"
Aku mau menemui seseo
bilang kalau kita tidak usah b
k tawanya meledak. "Siapa juga
ok Vania sudah berada di belakangnya. Vania tampil memakai dress selutut berwarna hijau pastel yang membuatnya san
menoleh ke arah Ariel, "Ariel, beritahu Mama
simpel sejenak ke arah Ariel lalu ia mengajak Vania pergi dari sana. Sementara Ariel hanya bergeming m
B