KISAH PANAS STEWART RANZO
tertuju pada laga itu. Hal itu aku manfaatkan dengan cepat untuk memakai jaket agar lukaku
ersiap untuk pergi dari situ, namun si Gembul
na lu?" tanya
t," jawab
ertandingan kan belu
innya jauh, udah pasti m
ingan perempat final, jangan
jawabnya lalu pergi m
ap," ucapku
adian tadi, saat itu hatiku benar-benar hancur. Wanita yang a
ghabiskan waktu berdua itu hanya siasatnya agar aku mau ber
" umpatku kepada
arung milik Ririn. Mungkin saja dengan menyeruput secang
ya sepi, ya karena hari ini adalah hari
ayu yang tersedia di sana. Mendengar ada s
dateng ke sini?" tanya Ririn aga
dapku, tapi aku sendiri tidak memiliki rasa apa-apa terha
apa, lagi kange
jadi memerah menden
jawabnya
ang menghadap ku Ririn melihat ada dar
an lu kenapa?"
adi habis jatuh
un tak menunggu jawabanku, di
jaketnya!" p
etku dan menunjukka
harus dibawa ke rumah sakit
pertama dengan betadine dan diperban
gani lukaku, aku melihat wajahnya yang hit
g ada di dahinya itu dengan ta
ampe keringetan begitu, heh
n dia mengelap dahinya dengan
Kemudian dia melanjutkan untuk
ngan telapak tangan sembari menun
ena keringat dari Ririn itu. Alhasil keringat itu men
kan perban di tanganku, dia
enaruh kembali kotak
ya Rin,
s ini ke dokter ya,"
juga udah
buat semen
intaannya. Karena terlalu asik aku
dong satu sama gorengannya
h." balasn
k membuatkanku kopi, namun tidak
habis, gue ambil dulu
bku sambil meng
uknya harus melewati gang kecil yang berkelok-kelok
tidak ada satupun orang yang mampir k
, aku buka ternyata itu dari
ca salah satu pesannya, namun tak ku hiraukan, sel
nku di WA. Ririn, "Kedatangan tamu
Ririn itu." uc
h tim kami sebelum pertandingan tadi. Di dalam foto itu aku
ereka memang ada hubungan khusus." Aku sedikit m
plikasi lain yang sekiranya
ada seseorang yang memarkirkan
u nih,"
uk aku mengetahui kalau
an pergi, tanpa memperdulikannya aku berjalan melewati dia
hnya seraya menahan tan
menepis t
!" ucapku
iba-tiba bersikap kaya gini
g!!!" Aku tak memperdul
asan!" Lisa masih
ahnya dengan
u penj
ya
u kemudian menarik tanga
an saat itu gerbang belakang sekolah tidak dikunc
dalam salah satu bilik toilet itu, se
at aku menatapnya den
a hingga dia bersandar
a, aku tahan lehernya dengan telapak t
an ke dadanya sebelah kanan,
aku yang didorongnya kemudian melepaskan cium
KK!
aku melihat air mata men