Setelah Malam Pertama
at berantakan. Dia menyipitkan matanya kala retina kecil itu menangkap pemandangan yang sanga
darinya dengan sangat geram. "Ada apa, ini?" tanya
enaikkan pundaknya. Berharap Arthu
Maya. Dengan begini, Sella sangat yakin, Arthur akan menceraikan, dan mencampakan Maya. Peluang untuk dia mendapatkan Arthur saat ini sangat besar.
batin Sella. Dia menarik sebelah ujung bibir
ngan Arthur mengepal dengan rahang mengeras. Sebagai seorang suami, sudah pasti emosinya akan mendidih saat mendapati
sekali lagi dengan nada suara y
uh yang polos tanpa ditutupi oleh sehelai benang pun, dan rambutnya yang sudah gimbal. Hati Arthur begitu sakit kala retina matanya
g, dan tidak punya suara untuk menjawab p
ngah kamar. "Jangan berteriak seperti ini, Ar! kendalikan dirimu!" ucadi malam. Se-," Arthur yang mendengar ucapan Sella semakin geram. Dia menarik
i. "Biarkan mereka menyelesaikannya dulu, Ar! mungkin mereka harus punya waktu berdua untuk menyelesaikan pe
hubungan sebagaimana yang dilakukan oleh perempuan dewasa dengan pria dewasa. Apalagi saat ini mereka sama-sama tid
embali menarik lepas tangannya dari Sella. Emosi di hatinya semakin membuncah setelah mendengar penuturan Sella. Usaha Sella untuk memanasi Arthur ternyata tidak sia-sia. Arthur termaka
ebenarnya, memang kondisi seperti inilah yang di inginkan oleh Daffin. Supaya rencananya untuk memisahkan Maya dengan Arthur berjalan sesuai target yang telah di
gesa-gesa, tanpa mempedulikan orang-orang yan
n Maya! dia adalah milikku," ucap Daffin dalam hati. Dia menyeringai s
n, selain menikah denganku, May!" batin Daffin yang kini be
Sorak riang Daffin dalam hati. Daffin yang b
sibnya. Dengan topeng kucingnya, Sella meraih tubuh perempuan tela
lama. "Kamu yang sabar ya, May!" Sella Mengelus-elus pelan punggung Maya. Sama seperti sahabat-sahabat lainnya yang sedang menenangkan Seorang
aku, agar kamu merasa lega," bujuknya dengan sed
u melanjutkan ucapannya. Dia
inti ceritanya. Sella sangat berharap Maya menjawab dengan se
Maya juga ikut membalas belaian Daffin terhadapnya. Permainan mereka imbang. Maya, dan Daffin sama-sama agresif. Tidak ada di antara mereka yang sangat mendominan satu sama lain. Mereka adalah pasangan yang sama-
ya yang telah terjadi kepadaku supaya hatimu merasa lega," ucap Sella y
dan kamu tidak pakai pakaian? Apakah Daffin memaksamu, atau kamu membuka pakaianmu bersama Daffin dengan suka
." Maya menahan tangisnya. Dia sudah menguatkan hatinya untuk memulai mencerit
a terpotong karena kaget ada yang menariknya secara kasar. "May, bajumu kemana?" ucap Arthur yang sudah dikuasai amarah. Tindakan Arthu
rthur mencekal lengan Maya,
sahabatku tercinta,"
lagi dari ini," ucap Sella dalam hati dengan t
osisimu di hatinya dengan kehadiran aku." batin Sella yang su
npa menjawab pertanyaan Arthur y
Maya dengan sangat erat hingga cekalan i
dengan Arthur. Maya hanya menggeleng pelan dengan tangis semakin terisak menahan sakit, dan perih di hatinya. ditambah lagi dengan rasa sakit dari cekalan suaminya. T
dia?" tunjuk Arthur pada Daffin dengan tanga
" benta
ul dada Arthur dengan ta
t, dan kedua alis yang menyatu. Arthur menatap Maya dengan tajam. "Apa maksud kamu, hem? Apa?!" Bentak Ar
ggeleng tidak berdaya dengan air mata yang terurai saat Arthur membentaknya. Dia tidak pernah membayangka
i pusat perhatian Arthur. Karena, kedua tempat itulah yang paling banyak mengoleksi bekas tanda kemerahan tersebut. Melihat bekas-bekas merah di tubuh istrinya bertebaran di mana-mana, emosi Arthur semaki
akit karena cekalannya, atau tidak "Apa yang telah kamu lakuka
cap Arthur yang sudah sangat kecewa dengan apa yang di lihatnya
di dalam hatinya, Arthur langsung menc
gan apa yang dilihatnya, Sella terus tersenyum bahagia. Hatinya bersorak riang
n yang masih setia berada di kamar itu menunggu Maya di ceraikan oleh Arthur. Daffi