On CEO's Bed
n kata-kata cinta yang melenakan hati pendengarnya. Rupa parasnya seperti lukisan nyata ya
ali membawa Alyssa berpijak pada kenyataan bahwa tujuannya
an." balas Alyssa d
Alyssa. "Duduklah, kita bicarakan apa y
sa. Setelahnya Helga menepuk tangannya, lalu beberapa pelayan datang membawakan sarap
madu dan juga potongan strawberry. Meski perutnya terasa lapar tapi, Alyssa tampak t
. Sambutan terhadap saya terlalu berlebihan. Apakah And
gangguk.
bar tujuan saya datang ke sini. Hanya saja kenapa ayah mem
saya ata
si hutang ayah begitu s
berhasil membuat Alyssa ngeri menatapnya. Assa duduk tegak menatap Alyssa dengan sorot mata tajam. Biru bola mata
u bahwa tidak ada yang
aksud
dia datang meminta bantuan saya, tapi dia tidak mempunyai apa-apa sebagai jaminannya, jadi saya tid
n kalimatnya, tapi pria itu justru makan dengan tenangnya
pa para penagi
an menjadikan dirimu sebagai jaminannya tapi, dia sadar kau tidak akan mau jika langsung berter
Jika saya adalah jaminan, lalu apa y
tempat ini sampa
dia melihat ayahnya. "
rah
a. Apa tidak
au menjadi ana
ah yang lalu. Samuel Moore tak pernah menganggapnya seora
tetap ay
ah yang menjadikan an
entang ayahnya. "Tapi Anda tidak bisa menaha
perlu perset
di tangannya, lalu mendorong kursi dan berdiri. "Anda tidak
as kakinya, berjalan menuju kamar yang semalam ditempatinya untuk mengambil tasnya. Tidak akan berlam
anfaatkan oleh orang-orang tak bertangg
kamar. Ranselnya kembali tersampir di punggung. Saat melewati meja makan, Alyssa melihat Assa yang
an Alyssa melangkah. Hanya saja tiba-tiba Alyssa merasa dirinya sangat pusing. Perutnya terasa sakit, rasa mual menjalar
*
terasa berat suara piano itu mendamaikan hatinya. Pandangannya sedikit mengabur, belum sem
lihat ke segala ruang. Kamar yang terlampau luas untuk bisa dijelajahi. Sadar kini Alyssa bahwa
at begitu menyentuh karpet serupa darah yang mengering itu. Jelas ini adalah kamar yang berbeda.
Satu persatu dituruninya. Setiap anak tangga dilapisi karpet yang bagian tepi kiri dan kanan
nonya. Dilihat dari sisi, mata Alyssa menangkap kesempurnaan rupa Assa. hidungnya tajam meleku
erdiri di sisi pia
n Assa. Pria itu menatap Alyssa tenang.
arena permainan p
Padahal gadis-gadis begit
a ti
posisinya dengan Alyssa walaupun tetap Assa jauh lebi
lepask
n kondisi ya
terhuyung, tapi tangan kekar Assa meraih pinggangnya lebih cepat. Menahan A
Pinta Alyssa le
karnya. Tak peduli pada pukulan lemah yang Alyssa layangkan
disinya jelas tidak mendukung. Alyssa berpasrah ketika Assa membawa
pulang." L
elum menjauhkan diri dari Alyssa. Pria it
r dirinya kini