GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS
tenang, dia berjalan di lorong yang cukup
a mengetuk pelan. "
alam, membuat Safira merapihkan
aya Sa
uk a
asuk terlihat kaca besar dibelakang pria itu, yang menghadap langsung pada pemandangan ko
di meja dengan hati-hati, karena isinya berat ia yakin ada
ngan heran. "Kenapa kamu
manggil anda dengan
panggil saja senyamannya!" ujar Dexter
n sebutan sayang gimana?" tanya Safira y
kan dari tas hitam miliknya, tentu saja jawab yang sederhana itu membuat Safira terdiam sambil m
ar mas cemburu lagi, hahaha
uat Safira akhirnya kembali menggaruk kepalanya tak gatal
mau kerja dulu. Oh i
aku kop
ai
" balas Dexter yang sekarang s
paham mas
k a
ikiran teringat ibunya yang tak pernah ia hubungi sete
iaman wanita itu, membuat
ya boleh pinjem hpnya gak? Hp saya gak ada karena kecopetan w
da sejuta umat itu pada wanita di depannya, tentu saja
ia hafal, setelah menunggu beberapa saat a
, yang antusias, tentu saja mendengar itu Safira sedik
u, ini
a, kok gak ada kabar
jatuh. "Safira ganti nomer Bu, nomer ya
kamu baik-baik aja kan di
eh kearah Dexter tapi rupanya pria itu juga melihat keara
mpulin aja uang gaji kamu, buat beli apa
karena memikirkan ibunya yang sudah tua seorang diri membuat d
g bener dan jangan begadang! Kalau kamu gak ny
a! Safira mau kerja dul
udah, Assa
buat Safira memberikan benda bagus itu
s itu kira untuk mengelap hp yang baru saja ia gunakan. Melihat itu se
menghapus air matamu, kenap
ng. "Loh saya kira,
u keluar
Safira sambil menodongk
Saya jengke
ban dari pria itu, membuat Safira merasa bersala
Safira yang sedang membersihkan WC OB karena di suruh Bu Rima, menatap heran
gan Tuan muda, membuat dia sedikit dikucilkan. Namun karena penasaran
nya Safira, yang membuat tawa semua ora
ka judes, sontak Safira hanya mengangguk paham. "Udah yuk p
a nyuruh saya kerja di kantor b
ngan karena bareng pas berangkat, tapi aneh juga sih kalau emang
ernah mengambil Hati apa yang orang lain bicarakan
juga aneh kenapa
terdiam, karena ucapan Safira. "Gak
menunduk karena sedih tak di ajak berteman dengan ora
ita itu, yang membuat Safira menatapnya. "Beberapa dari mereka juga pe
nya Safira yang tersenyum karena
seumuran deh panggil nama g
ias. "Iya mbak, eh maksudny
gak pernah naik pangkat, ya tapi gaji ada aja sih naiknya tiap tahun, tergantung k
engah mbak, kalau saya bilang mbakny
nal ya! Gue pulang dulu, jam
nal juga, makasih ya m
alau sebagian besar mereka tak mau berteman dengan tapi