GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS
tok
berada di dalam menatap pintu lalu melihat
fira, yang membuat Dexter b
ang memakai setelan biasa, berupa kaos juga
an pada pria tampan itu, yang tentu saja membu
i saya buat makanan pengganjal perut, karena di ku
sih," balas. Dexter yang hendak kembali masu
anya pasar, mau belanja makanan, kasian kulkas m
ak perlu masak apapun nanti lagi! Oh iya urusan belanja nanti h
gelag dengan apa yang pria itu terangkan
yang mau d
g. "Enggak kok mas, saya ma
edalam kamar, Safira yang melihat itu hanya tersenyum, pria itu tidak senyum saja
h, terlihat Dexter yang memakai setelan jas biru turun dari atas dengan perlahan, w
ayarnya ponselnya dengan mimik seri
Dex
itu m
au kopi a
buat Safira mengangguk, ada beberapa bungkus kopi di laci bawah yang ia temukan
a tepat di samping tangan Dexter, yang memb
s, bebersih dulu takut gak keburu, kan sek
berpikir, alisnya sedikit menyatu bersamaan dengan gelombang 3 di kening membuat Dexter
Safira spontan, saat Dex
ya
ya pacar, tapi setelahnya ibu gak b
edari tadi ada di piring depannya dengan cukup rakus, tentu s
dah ganteng kayak gitu belum punya pacar?" tanya
rtengger di wajahnya, pr
tinya, seakan ada percikan kecil yang mulai tumbuh di hat
k sambil mengelap meja, entah kenapa dia grogi melihat ta
, rasanya terlalu serakah bila dia m
enggantikan wanita itu di hatiku," balas Dexter yang setelahnya
atinya sesak mendengar semua ucapan, seperti dia sangat
erisikan laptop juga berkas yang ada di dalam, sontak s
r aja, nanti baju karya
ia harus sadar diri dan menerima kebaikan pria itu yan
rusahaan itu, gedung bertingkat 20 membuat
tinggi bagus itu, yang ia lihat kala di jalan, sek
itu sudah berjalan masuk kedalam, hingga beberapa saat
ri pria itu, karena tas hitam ini masih ada
diam, dia tak pernah melihat hal seluas ini. Di tempat paling bawah itu hanya ada meja
g sibuk menelpon dan satunya tengah mencatat, tiba-tiba
makai seragam biru, mantapnya deng
ya mengangguk.
ntian Safira yang mencegahnya pergi. "Maaf bu! Saya
aikan alisnya
g merasa takut karena pertanyaan itu
baru tidak tau sopan santun," ucap wanita itu yang segera berbalik pergi dengan m
erikan sepasang baju biru yang sama dengan wanita paruh baya itu. "Pakai itu! S
gangguk patuh, wanita di depannya
an apa yang karyawan butuhkan, pesankan makanan! Buatkan minum! Kadang mereka juga meminta bantuan y
exter yang notabenenya juga tak pernah tersenyum tak semengerikan orang
rada di lantai paling atas! Kalau kamu mau ke s
h Wanita bernama Karima itu pergi meninggal