Selingkuh Sebelum Akad
*
g-bintang sedang bersembunyi, takut pada embusan angin malam yang cukup kencang. Dinginnya mampu
ku setelah Empat minggu lamanya aku bertahan dari rasa sakit. Hari ini adalah hari terakhir sebelum hari pe
kalah juga. Kesedihan di dalam jiwa membuatku tak bisa menahan isakan. Ia datang begitu saja tan
kamu merusak mimpi-mimpi indah kita. Kamu nggak ingat pengorbanan apa saja yang selama ini te
betapa s
rganizer yang mengurus pernikahan kami menghubungiku, bertanya ke
memang mencoba untuk melupakan wedding organizer dan segala persiapan pernikahan kami yang lainnya karena diam-diam m
tersisa sehari lagi. Aku tidak bisa menjawabnya selain mengucapkan permintaan maaf karena telah membatalkan semuanya. Aku akan bert
tkannya. Dia yang menyebabkan pernikahan kami ini beranta
g lainnya. Mereka lagi-lagi bertanya kenapa dibatalkan. Sama saja, aku tak bisa menjawabnya. Pada akhirnya, aku terpaksa
hnya yang sejak Tiga minggu lalu mulai menginap di rumah ini merasa terganggu. Kucoba redam suara tangisku sebisa yang aku sanggup. Lagipula malam sudah sanga
uusap kasar air mata yang tersisa, kubiarkan senyum di bibir sedikit menghiasi. Ini adalah akhir dari kesedihan hari ini. Bes
rtanyaan mengenai kenapa pernikahanku batal datang dari teman-temanku dan juga teman-teman Satrio. Airmata yang tadi sudah mengering kin
Tak bisakah kau melihat betapa hatiku terluka, Tuhan? Kenapa hal menyakitkan ini harus terjadi padaku! Aku tidak sanggup mener
ari sakit hati ditinggalkan. Banyak yang harus aku hadapi selama sebulan ini. Kecewaku terutama. Ditambah dengan per
ncur hariku. Kalau bukan sibuk bekerja, mungkin aku akan terpuruk karena dit
kan kehadiranku. Dia sudah tidak memiliki siapa-siapa sela
mereka sama yaitu kenapa pernikahanku dan Satrio dibatalkan. Mungkin Satrio telah memberi pengumuman kepada teman-temanny
ia ingin mengenalkan perempuan itu kepada teman-temannya. Sekarang aku hanya masa lalu baginya, dan dia laya
ti menggulir layar ponselku. Pesan dari seseorang yang selama Empat minggu ini selalu menemani hari-hariku. Tidak sering, tetapi kerap kali pesannya
untuk jiwaku yang gersang. Jadi lah kuat, Feya. Percaya lah, Tuhan sangat menyayang
bali, Feya. Aku berjanji ak
p menghentikan kegiatan menggulir layar pon
ni. Dia satu-satunya. Bahkan Bianka yang merupakan teman kuliahku, sahabatku saja tidak ingat hari ini ad
ali, mengingat jelas bahwa hari ini adalah hari ulang ta
kan tangisanku, tetapi aku sedang tak ingin meladeninya. Suasana ha
sana. Pesan-pesan manis terakhir darinya bahkan sekitar Dua bulan yang lalu. Sisanya hanya pesan singkat yang menunjukan betapa dia telah berubah. Lalu akhir
. Satu hal yang setidaknya membuatku sedikit lega yaitu foto pro
ke aplikasi lainnya. Tempat banyak orang memposting memont membah
adalah foto dia dan Santi tengah bergandengan tangan semb
apa masa depan itu. Aku beruntu
itu untuk Santi? Tidakah Satrio bisa sedikit saja menghargai perasaanku ini? Kenapa dia sangat tega
terasa sangat nyeri. Aku menangis lagi. Isakku tertahan demi tak ada yang mendengar tangisan. Kulempar ponselku secara a
ak ada yang bisa aku lakukan lagi sekarang. Kurebahkan tubuhku, kutenggel
ga aku tak perlu pusing menutupi pembengkak
tak berniat memperbaikinya lagi, sebab di sana terlalu banyak kenangan bers
kin bahagia melihat keterpurukanku ini. Mereka sudah menjadi p
trio. Benar-benar yang terakhir. Tidak aka na
memperabiki hidupku bersama Heya. Tidak ada yang bisa menyakiti kami lagi ke depannya. Kami akan tumbu
u sendiri. Aku harus pu
. Rupanya tangisanku semalam membuatku lega karena selama Empat minggu ini aku selalu men
aku hanya bisa m
sali perpisahan ini karena aku tidak akan pernah kembali padamu lagi walaupu
di sini. Kisah kita akan aku jadikan p
ati kesakitan yang satu ini. Aku sudah banyak merasakan kehilangan, ini hanya salah satu kehilang
sesuatu yang bisa membuatku terjatuh hingga tak bisa bangkit lagi. Kita akan lihat siapa yang paling bahagia
*
cont