icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Derita Gadis Ternoda

Derita Gadis Ternoda

Penulis: olivepj
icon

Bab 1 Diusir

Jumlah Kata:1104    |    Dirilis Pada: 18/02/2024

gan sorot mata menyala. Tak bisa disembunyi

amarah Putra terlihat menangis

enghamilimu?"

isnya saja yang terdengar bersahut

bih Ana sering mual, dan mengeluh pusing. Tak pernah sedikit pun terpikir

ngalaman, pastilah mereka mengenali tand

hirnya membeli testpack dan

. Dua garis merah yang terpampang di t

" Putra kembali bertanya,

las tahun itu terbata-bata. Ia sangat takut. Isak tangisnya

ilang? Dasar pe

ak

s mendarat di pipinya. Rambutnya juga dijambak oleh Putra. Emosi ayahnya itu suda

ada Ana. Bicaralah ba

tak becus mendidik anak. Ibu macam apa kau ini, bisa sampa

salah. Ana di-per-k*s@ ...." rintihan Ana. Suaranya hampir

i dan tak mau jika Putra ma

mpung Mekar sini semuanya berakhlak. Tak akan ada yang berani melakukan tindakan asusila, apalagi kepadamu. Kau anak seorang

engan berderai air mata. Tangannya memega

menambah kekuatan tanganny

, sekali lagi ia ingin melerai tangan Putra, ia tak tahan melih

telan, pasti tak ada yang mau mem

mau mengerti perasaan Ana. Harusny

k, lari dan melakukan perlawanan. Kenapa kau

satunya lagi kini

padam, dadaknya sesak. Ia kini pasrah

ik kau ma

, hen

h dagingnya sendiri. Dengan cepat bangkit berdiri dan menggi

ng ini. Kau hanya membuat malu ayah, kau

but dan leher Ana, lalu menghempaskan putri semata w

saja kau mau, sebelum warga tahu kalau kau h

gi. Kondisinya sedang hamil. Siapa yang akan mengu

uh di kaki Putra, memohon

ti dan dituakan di kampung ini, tapi justru anakku sendiri memberi contoh yang tak baik bagi warga. Dia hanya aka

l memalukan ini. Keluarga Putra Setiawan turun temurun tel

h satu kandidatnya. Siapa yang akan sudi memilihnya jika kabar kehami

erangkat ke sawah. Hanya ada beberapa anak kecil yang bermain dan berlarian, seh

carikan calon suami untuk Ana.

g mau menikahi perempuan

ak berani mengangkat wajahnya

na akan pergi da

bah. Kau harus te

Bu. Benar kata Ayah, Ana s

kaiannya. Tak banyak yang ia bawa, hanya satu

i saja di Padang. Hubungi Paman Ardi.

berisi nomor telepon, juga sej

di sepanjang perjalanan," ujar Hesti dengan deraian air

in dilepasnya pelukan itu, rasa-rasanya s

tangis yang hebat. Ia lalu berjalan mend

u bangkit berdiri dan pergi meninggalkan rumah sede

tan dan cinta, tapi kini seakan jadi nerak

ngalami hal sepahit ini. Ia harus menanggung akibat dari kesa

ya. Ayahnya sendiri tak percaya d

tatapan nanar. Sedikit pun tak pernah terbayang

ih menatap ke depan, tangannya terkepal kuat. Anak kesayangannya su

a luruh. Pertahanannya runtuh beserta tubuhny

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka