Dipaksa Menikahi Mafia Kejam
NDONESIA| J
u-buru pulang, tetapi taksi yang ditumpanginya justru mogok. Gadi
berkacamata bundar itu, baru saja pulang dari rumah sakit. Dia harus menjag
, dirawat di rumah sakit. Kedua orang tua mereka, su
. Gadis itu sudah tidak tahan, menahan nyeri di bagian payudaranya. Karena
a, tubuhnya kelebihan hormon, yang membuatnya bisa menghasilkan ASI. Masa bod
gan, kakinya sudah bergetar tak menentu. Gadis itu ingin berbalik dan berl
karena gang itu sangat gelap, ditambah s
rsandung sesuatu, dan t
i?" Grazella mencari p
EG
buatnya terjatuh. Di sana seorang pria tergeletak dengan badan penuh dara
n pahanya sebagai bantalan. Dia berucap den
menyambutnya dengan berbagai pertanyaan. "Kamu kenapa? Siapa yang melakuk
memperhatikan manik
mo," ucap
ant
itu, sang pria menu
isa lebih keras lagi." Grazella
duh ... berpikirlah, El. Kenapa
! Jangan mati dulu! Nanti aku yang kena imbasnya! Lagian
g lagi. Aduh, bagaimana ini? Ah, ya, nomor darurat!
•
Dia melihat lekat wajah Grazella yang sedang fokus menghadap ke depan. Ponsel g
ukankah tadi Gio, baik baik saja? I- iya, aku segera ke
sakit mana, ya?" tanyan
," jawab supir ambu
a pak." Gadis itu sangat
a turun, saat akan pergi tangannya dicekal, oleh pria yang ia tolong. Grazella langsung m
irl! Mulai sekarang, kamu milikku!"
•
an erat, dia merasa bersalah tela
suk terdengar di p
ty akan marah besar, karena dia tidak pulang.
us Gio, dia juga bolak-balik ke rumah, dan rumah sakit. Seperti saat
h sakit, besok pagi aku datang lagi,
ketus. Grazella melangkah pergi, d
an pembantu, di rumahnya sendiri. Beruntung pamannya sedikit mempunyai belas kasih. Saat Graze
itu tidak keberatan, karena dia juga tidak tau menahu masalah
menyambut telinganya. "Grazella! Sini kamu! Da
gera melangkah menuju sang Aunty. "
atu tamparan keras,
i, hah?" teriaknya den
" tanya Grazel
cepat!" bentak pa
er–gi udang, makanya aku
ali mendarat di waj
lla mau makan udang, dan kamu masaknya asin begini!
upnya sangat melelahkan, disaat semua gadis menikmati hidup, dan berku
jelek, Grazella tidak puny
i baju saja dia harus berhemat, mungkin jika Be
g tuanya meninggal, Grazella langsung berubah m
KIT MUTI
ang. Dia membungkukkan badannya, memberi hormat. "Tuan, Anda
. "Dimana gadisku! Jangan pernah berpikir kembali, sebelum mene
manisnya. "Grazella Elnara Wesley ... nama yang cantik. Apa ada la
rawat di rumah sakit ini, Tuan," jawab sang anak
senyum menyeringai. "
ekerja di salah satu cafe dekat sini, Tuan. Apa anda ingin menem
rahanku!" Dia tersenyum miri
muanya," jawab sekertaris sekaligus sahabat,
likku, sayang." Dengan bibir
contin