(Bukan) Istri Kontrak Pria Impoten
aku rasa, kamu pun berpikir begitu. Jadi..." Sheeta menggantungkan ucapannya untuk mengambil
ebabnya aku lebih dulu memberimu bantal, guling dan selimut. Selama
apa dari pria itu, Sheeta lantas beranjak ke
asa, Sheeta memejamkan
nyum tipis. Kemudian melangkah mendekati ra
itu berhasil mendarat pada tubuhnya, meskipun matanya
limut di tangannya tetap di pasangkan pada t
ut ini. Jadi jika kamu tidak menyukainya, anggap saja semua kebaikan dan perhatian yang kuberikan padamu itu serta merta hany
a-apa. Mulutnya membisu, matanya semakin dipeja
butuh apa-apa jangan sungkan untuk memanggilku," ujar Liam, k
duduk seraya mengamati lampu-lampu dari kota malam. Beberapa kali menyesap puntu
yang bisa pandangi selain kegelapan, Liam tersesat dalam kenangan masa lalu. D
a secara terus-menerus. Tapi Liam sadar, dirinya tak bisa kembali ke masa-m
dam, mungkin? Yeah, aku masih tidak suka mendengar perkataannya itu. Membuatku merasa jengkel dan menyesal sudah menga
n, Liam mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Dan benda pipih t
a hari yang lalu, kamu menawari sebuah rumah didekat tepi pantai dengan
n, setengah uangnya sudah aku terima. Dan rencananya bes
lipat," potong Liam, merasa tidak keberat
. Bukan itu
a tiga kali lipat." Liam kembali memotong pem
ebingungan. Jika kesempatan ini dilewatkan, maka
aku bisa mengirimkan uangnya sekarang juga. Lalu besok siang kita akan bertemu untuk melakukan
Li?!" pekik temannya
ri itu. Tapi kamu yakin rela mengeluarkan uang untuk rumah itu? Dengan nominal uang yang
idak? Aku punya alasan tersendiri kenapa aku menging
gusahakan rumah itu untukmu. Besok siang datanglah k
tu ke dalam saku. Pikirannya kembali berkelana ke mana-mana, tentang rumah it
meskipun aku sedikit terguncang dengan perasaan tak
m kepala, menguap di antara banyaknya
drama ini? Apa aku akan puas setelah menunjukkan keb
i akhirnya ia menggedikkan bahu. Mencoba untuk tidak peduli dan menutup
an. Kenapa aku repot-repot berpikir ke sana?" Liam menyeringai, ekspresi kus
*
a jendela yang tersingkap gorden. Menyorot Sheeta yang masih terlelap, ta
pandangan, melihat keadaan sekitar. Tidak ada siapapun. Pria yang
ranjang. Berjalan menapaki lantai yang dingin. Dan atensinya lan
perlahan berjalan mendekati meja tersebut
ncongan. Perih sekali. Tapi tetap yang ia ambil lebih dulu tentunya sepucuk kerta
ut, ternyata Liam meninggalkan pesan di sana. Meminta untuk Sh
ggalkan apartemen belum lama. Ada beberapa makanan ringan dan Liam juga member
a deretan kalimat yang berbaris rapih dalam beberapa paragraf. Mulutnya bergu
adi aku harus menandatanganinya. Dan masa be
*