(Bukan) Istri Kontrak Pria Impoten
k kesal. Berpikir bahwa pria yang menggagalkan rencananya
ya orang gila yang tiba-tiba mengajak menikah padahal kita sama-sama belum saling
eputusan seperti itu. Karena siapapun yang akan berada di posisi sang
tai, kemudian memandangnya sambil melebarkan senyum penuh arti. "Hei, Nona. Rasa peduli
udah basah, terlihat amat lesu. Ia melepaskan nafas kasar berulang ka
ut tidak merasa kedinginan sama sekali,
i untuk menilai apakah aku bisa kamu poroti atau tidak." Wanita itu melirik pada Liam, menili
tuskan untuk duduk disamping wanita itu. "Kamu benar, yang aku inginkan tentunya bukan uang.
engernyit bingung.
"Kita menikah dengan alasan aku yang sudah menghamili kamu. Aku yang akan mengaku sebagai ayah dari
n batas waktunya?" tanya wanita itu kemudian. Masih in
erpikir. "Aku ada rencana tentang hal itu. Lebih jelasnya lagi nanti
dengan apa yang ditawarkan Liam. Ia tidak melihat ada keuntungan
terus bersarang dalam jiwanya, mengikis habis raganya sampai tak lagi mampu untuk bertah
ita itu melirik pada Liam, pancaran matanya menyiratkan kesedihan yan
n tersebut. Mulutnya tak bisa berkomentar apa-apa, h
anyak laki-laki, hidupku menjijikkan, bahkan aku tidak tahu siapa ayah dari anak ini. Aku begitu rendah, bertah
n sudah aku minum, berulang kali aku melukainya, tapi dia tetap hidup. Jika kamu mau memberik
setuju untuk membantumu jika inginmu begitu. Apa yang sudah aku tawarkan sebelumnya tidak akan berubah. Menikahlah deng
t ini tampak mengerikan. "Kamu benar-benar gila ternyata. Apa yang bisa kamu dapatkan jika kita menikah? Bany
aku tidak akan melakukan hal aneh. Aku murni ingin membantumu, memangnya kamu mau kita mengobrol dengan pak
tak peduli. "Aku sudah tidak punya tenaga untuk
eringsut dari posisi duduk. Membuat wanita itu berp
diangkat oleh Liam. Pria itu menggendongnya kembali. Belum se
ih melajang walaupun sudah tidak lagi perjaka," k
an, Liam menunduk untuk melihat w
kat dengan pandangan ya
ku," tebak Liam, pandangannya am
itu tidak ada hubungan
na aku harus tahu berapa umur calon istriku." Tawaan
ma hidup, aku tidak pernah punya mimpi untuk menjadi istri dari
ng ibu. Ya walaupun hanya sebatas status tanpa perlu menjalankan perann
upun sebagai pelengkap rencananya, Liam bisa saja mencari wanita lain. Dan pastinya Liam
ekatan mengambil jas miliknya untuk diserahkan pada wanita itu. "Paka
rniat mengambilnya. "Aku sudah terbiasa kedinginan. Terlunta-lunta
rutnya yang besar. "Mulai sekarang jangan terbiasa dengan hal itu lagi." Liam
to yang buka. Ditambah aku tidak mungkin mengajakmu makan dengan pakai
h menerima apapun yang akan dilakukan Liam. Toh selama ini, Sheet
perlu luntang-lantung tidak jelas dan b
ningan yang menjerat. Sebelumnya mereka berd
ya yang lengang, perlahan mulai menatap Liam dengan
rlu melakukan ini dan itu layaknya seorang istri sungguhan. Aku
wanita bekas yang sudah dijamah banyak laki-laki. Tentunya mana mau kamu melakukan
menyela, sebelum wanita itu s
a sambil berpikir apa yang harus ia komentari
?" sambung Liam kemudian, sesaat pandanganny
*