(Bukan) Istri Kontrak Pria Impoten
. Boleh, ya? Ayo kit
pu sedikit menggeliat. Terlebih saat ini wanitanya duduk di pangkuan dengan me
knya berusaha menghindar, tidak ingin terlibat d
cakan yang menggema dalam ruangan dengan cahaya remang-rem
tangan wanita bersurai panjang itu meraba-raba dada
ggenggam lengan kekasihnya tersebut. La
ina. Kamu terlalu mabuk. Aku aka
mm
ciuman panas yang kembali dilakukan Alina. Wanita itu menging
gunakan setengah tenaganya untuk berus
gerut. "Ada apa, sayang? K
sinya. Mulutnya jadi terbata-bata saat akan be
hubungan kita sudah berjalan dua tahun, kita sama sekali belum pernah melakukannya. Ketika ada
idak ada kalimat yang terangkai dalam kepala untuk dikeluark
i kenapa denganku sekalipun kamu tidak mau melakukannya?
ebut. Karena memang bukan itu yang menjadi alasannya. Sebab wanit
ng melorot, menutup kembali bongkahan dadanya yang sempat
u memacarimu bukan hanya untuk diberi uang dan uang saja. Tapi juga ingin berb
la napas. "Aku ta
li lagi!" potong Alina, i
, "Biar aku yang mengurus ini. Kamu hanya perlu
Sengaja melakukan gerakan erotis di depan Liam. Ber
ah, Alina kian berjalan mendekat padanya. Sebelah kakinya diangkat naik, menginjak sandara
ahannya?" Alina tersenyum puas, tapi usah
ki Liam. Ketika pria tersebut berusaha meminta agar Alin
ku sangat handal dalam hal ini, kamu akan menyesal jika memilih berhenti sebelum sempat me
m yang dikenakan Liam. Sedang Liam yang tak lagi mampu melakukan pen
i benda pusaka milik kekasihnya yang begitu lemas tid
Lin. Aku sebenarnya impoten. Aku sudah lama merahasiakannya darimu. Dan karena hal ini juga
ua tahun menjalani hubungan. Jika bukan karena bisa diporoti uangnya, su
iam. Sayang sekali tubuh dan wajah rupawanmu itu menjadi sia-sia hanya karena ba
i juga, mari kita akhiri semua ini. Aku menyesal telah membuang waktu berhargaku, mengingat bahwa
Dadanya bergemuruh hebat, harga di
yang mau dengan laki-laki sepertimu, Liam. Karena laki-laki yang keok di atas ranjang tidak mamp
bat kondisinya yang memang menyedihkan itu
ta rasanya sesakit ini ketika diberi cemooha
*
ikut. Sesekali kepalanya mendongak, menatap bentangan langit malam yang gulita
i mantan kekasihnya, Liam memutuskan untuk m
un tak beraturan, atensi Liam teralihkan sepenuhnya oleh sesosok manusia dengan pakaian serb
ikan bahwa yang sedang ia lihat memang manusia betulan. Dan setelah diamati, Liam amat yakin
ng di tengah malam begini, 'kan? Jangan sampai dia menyerahkan dirinya untuk m
nggi. Selain rasa pedulinya, ia juga amat penasaran, tak mungkin menikmati pemandangan
buang sembarang puntung rokok yang baru beberapa kali ia hisap. Dengan gerakan te
rik lengan wanita yang berjarak sekitar tiga langkah di depannya. Dan untuk pertama kalinya
snya dipenuhi oleh linangan air mata, hidung mancungnya pun sudah memerah laya
a mematung, Liam berusaha untuk fokus. "Aku yang seharusnya bertanya padam
dengan erat, wanita itu terlihat kesusahan, sementara air l
ati, tidak ada sangkut pautnya dengan siapapun!" be
mereka berdua hanyut dan tenggelam. Maka satu-satunya cara tanpa menerima
!" Wanita tersebut terus meraung-raung seraya mengeluarkan umpatan
bahwa wanita yang berusaha ia selamatkan ternyata sedang hamil. Dari uk
apa alasanmu sampai ingin mengakhiri hidup, tapi jika itu karena pria yang tidak bert
nkan, sekarang sudah membeku sambil memasang wajah tanpa ekspresi. S
arena terlahir dari rahim wanita sepertiku. Atau setidaknya, jika aku memang ditakdirkan untuk tetap hidup aku ingin anak ini menghilang seaka
engamati penampilan wanita dalam gendongannya secara lekat. Sekelebat ide gila
mau, aku akan menikahimu juga," balas Liam kemudian, berhasil membuat wa
*