icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Semalam Penuh Gairah

Bab 5 Hukuman

Jumlah Kata:1421    |    Dirilis Pada: 21/03/2024

i, N

adi, apa aku bole

ukup? Tidak mau dih

antarku sekarang saja? Dan apa kam

berada di sana saat tuan saya

h sana milik Allura terasa sakit. Ketika mengayu

bos Beni, Beni yang sudah masuk mobil harus

di mobil. Kini kendaraan roda empat Beni berada di

” ucap Allura begitu

hati,

ersama jantung berdegup kencang. Duduk dan mengenakan sabuk pengaman, air

rah-marah. Pria yang hampir menginjak kepala li

g dirasakan Allard usai tahu pagi ini sang putri belum turun ke ruang makan. Ketika dicek oleh s

Allard pada putranya yang mondar-mandir di d

t Kak Lura jam delapan di ruang baca.

rad dengan tegas berkata, “Mulai h

ng tahun Lura yang ke dua puluh.

dari tempat duduk, Allard menyeka mulutnya dengan tisu. Meminum segelas air sebelum menyingkir dar

gan putrinya sembari menyesap kopi. Di belakangnya,

embali mengotak-atik gawai. Mencoba menghubungi nomor san

enapa Lura keluar dan

seharusnya dia pergi dan m

h temannya karena hal pen

akukan Raina. Bukan bermaksud memanjakan, tetapi k

ua nomor tem

ih pagi,

rus menunggu

eminta izin untuk keluar di atas pukul tujuh malam dan tak kunjung mendapat izin da

nda pipih berwarna putih dari saku daster. Ia p

nggilannya. Ia turut menyapa setelah anak muda di seberang memberi sapaan ramah. “Begin

, apa Lura izin ke Tante kalau

panggilannya. Maaf Tante mengga

sama,

an pinggiran cangkir. Menyesap lagi kopi hitam

g lain. Duduk diam da

m dan sampai sekarang belum pul

aina tak mau kalah. “Karena itu, lain kali jangan terlalu mengeka

an Allura lainnya. Cukup lama dia menelepon lima orang lainnya satu-persa

da yang tahu d

ntar dan habisakan

but namaku. Apa kamu mau a

apat jawaban, sampai Raina harus mencoba berulang-ulang. Sekitar tiga me

ti di depan tembok samping pagar cokelat sejak lima bela

sang ayah enggan masuk. Ia sudah bisa menebak s

menghubungi adik kandungnya lewat pesan singkat. Memberi tahu

ke luar rumah. Namun, ia tak langsung menjemput at

g ke arahnya. “Sekitar tiga hari yang lalu Papa p

Apa Papa pin

apa kembalikan. Itu flashdisk penting buat nge

sendiri di laci

a taruh di kamar atau di ruang baca. Coba

sekarang? Kalau tidak, Papa cari

teliti lagi di flashdisk itu,” jelas Rava yang sudah pasti hanya karangan saj

t, lalu melihat pos penjagaan di mana security rumahny

ap,

ya, Rava lantas berbisik pada Raina. Ia

kan bahwa Allard akan masuk kamar mereka. Sedangkan sang put

-cepat turun dari mobil. Menyerahkan kunci mobil p

lu sungkan

balik punggung Rava. “Aku pancing Papa ke kamar,

wat san

sang adik. Bersama dada yang kembang kempis saking takutnya ber

a-tiba berhenti. Membuat dah

apamu?! Uang sakumu

mata dari mamanya, ia pun hanya bisa mengayunkan kaki. Sebelum pergi dari lorong dapu

r dan punya uang sendiri, kamu bebas

Ia tidak berani bersuara sedikit pun karen

i kelab malam, dan tidak pulang semalaman.

a yang selama ini dijaga baik. Rasanya, ingin sekali m

ya menunduk sedari tadi lekat-lekat dengan rahang mengetat. “Kamu masih tanggung jawab Papa karena belum

ena pergi diam-diam, j

n kamu diantar-jemput Rava. Selama itu juga kamu buktikan ke Papa

an gima

ain di hari Minggu, dan batasnya sampai jam enam sore. Pap

ng berdiri samping Allu

sekilas. “Kalau itu semua kamu lakukan, kunci mobilmu Papa kembali

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka