Semalam Penuh Gairah
i, N
adi, apa aku bole
ukup? Tidak mau dih
antarku sekarang saja? Dan apa kam
berada di sana saat tuan saya
h sana milik Allura terasa sakit. Ketika mengayu
bos Beni, Beni yang sudah masuk mobil harus
di mobil. Kini kendaraan roda empat Beni berada di
" ucap Allura begitu
hati,
ersama jantung berdegup kencang. Duduk dan mengenakan sabuk pengaman, air
rah-marah. Pria yang hampir menginjak kepala li
g dirasakan Allard usai tahu pagi ini sang putri belum turun ke ruang makan. Ketika dicek oleh s
Allard pada putranya yang mondar-mandir di d
t Kak Lura jam delapan di ruang baca.
rad dengan tegas berkata, "Mulai h
ng tahun Lura yang ke dua puluh.
dari tempat duduk, Allard menyeka mulutnya dengan tisu. Meminum segelas air sebelum menyingkir dar
gan putrinya sembari menyesap kopi. Di belakangnya,
embali mengotak-atik gawai. Mencoba menghubungi nomor san
enapa Lura keluar dan
seharusnya dia pergi dan m
h temannya karena hal pen
akukan Raina. Bukan bermaksud memanjakan, tetapi k
ua nomor tem
ih pagi,
rus menunggu
eminta izin untuk keluar di atas pukul tujuh malam dan tak kunjung mendapat izin da
nda pipih berwarna putih dari saku daster. Ia p
nggilannya. Ia turut menyapa setelah anak muda di seberang memberi sapaan ramah. "Begin
, apa Lura izin ke Tante kalau
panggilannya. Maaf Tante mengga
sama,
an pinggiran cangkir. Menyesap lagi kopi hitam
g lain. Duduk diam da
m dan sampai sekarang belum pul
aina tak mau kalah. "Karena itu, lain kali jangan terlalu mengeka
an Allura lainnya. Cukup lama dia menelepon lima orang lainnya satu-persa
da yang tahu d
ntar dan habisakan
but namaku. Apa kamu mau a
apat jawaban, sampai Raina harus mencoba berulang-ulang. Sekitar tiga me
ti di depan tembok samping pagar cokelat sejak lima bela
sang ayah enggan masuk. Ia sudah bisa menebak s
menghubungi adik kandungnya lewat pesan singkat. Memberi tahu
ke luar rumah. Namun, ia tak langsung menjemput at
g ke arahnya. "Sekitar tiga hari yang lalu Papa p
Apa Papa pin
apa kembalikan. Itu flashdisk penting buat nge
sendiri di laci
a taruh di kamar atau di ruang baca. Coba
sekarang? Kalau tidak, Papa cari
teliti lagi di flashdisk itu," jelas Rava yang sudah pasti hanya karangan saj
t, lalu melihat pos penjagaan di mana security rumahny
ap,
ya, Rava lantas berbisik pada Raina. Ia
kan bahwa Allard akan masuk kamar mereka. Sedangkan sang put
-cepat turun dari mobil. Menyerahkan kunci mobil p
lu sungkan
balik punggung Rava. "Aku pancing Papa ke kamar,
wat san
sang adik. Bersama dada yang kembang kempis saking takutnya ber
a-tiba berhenti. Membuat dah
apamu?! Uang sakumu
mata dari mamanya, ia pun hanya bisa mengayunkan kaki. Sebelum pergi dari lorong dapu
r dan punya uang sendiri, kamu bebas
Ia tidak berani bersuara sedikit pun karen
i kelab malam, dan tidak pulang semalaman.
a yang selama ini dijaga baik. Rasanya, ingin sekali m
ya menunduk sedari tadi lekat-lekat dengan rahang mengetat. "Kamu masih tanggung jawab Papa karena belum
ena pergi diam-diam, j
n kamu diantar-jemput Rava. Selama itu juga kamu buktikan ke Papa
an gima
ain di hari Minggu, dan batasnya sampai jam enam sore. Pap
ng berdiri samping Allu
sekilas. "Kalau itu semua kamu lakukan, kunci mobilmu Papa kembali