icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Semalam Penuh Gairah

Bab 3 Permainan Panas

Jumlah Kata:1025    |    Dirilis Pada: 20/03/2024

?!” Devan menutup mulutnya. Kedua mata melotot, masih tak percaya de

an. Devan tak mengira kalau orang yang dijebak oleh kembarannya adalah gadis berse

sama-sama belum pernah melakukan ini.” Devan menatap perempuan di hadapannya dengan

i bawah sana, rasa untuk melanjutkan pemanasan ranjang tern

-gerak bak cacing kepanasa. Hal itu membua

ng dan meremas seprei. “Lagi! Aku mau lagi yang

ingin sentuhan. Hal paling langka di hidupnya kal

ati merasa kacau. Dasar hati tak terima dengan apa yang d

erakan. Mengeluarkan desahan dengan spontan

memohon agar Devan makin memberi dorongan lebi

buhmu sangat banyak.” Devan masih bergerak m

r. Menyentak dan menyembur dalam-dalam ketika

ya merasa senang tapi justru ada kecewa di dala

pipi menjadi bukti bahwa kegiatan ini adalah kesalahan. Miliknya yang sudah dij

a menangis bersama desahan yang memenuhi ru

t tubuhnya lemas. Allura yang masih menerima sentakan it

erta pantauan adik lelakinya. Seraya memegangi lengan berotot Devan, rasa sesal memenuhi r

akan tersiksa dan kotor seperti sekarang. Ya, andai waktu bisa diputa

ah satu saksi bisu permainan panas kedua insan. Bersama-sama mengejar

duanya sama-sama melepas hasrat dan gelora yang selama ini dipendam. Baik Devan maupun

kini masuk ke sebuah kelab malam. Dia datang bersama laki-laki yang be

ubuhnya harus dikeluarkan. Tak lama i

ik. Dengan cepat orang yang menarik Devi itu mem

vin

aikan, tapi sekarang kamu ke

aku enggak berma

elain aku?” balas Devin tak terima. Jemarinya mulai bergerak ke tubuh Devi.

i tempat umum!

sar bibir Devi tanpa aba-aba. “Aku menginginkan tubuhmu,” bisikn

... aku takut Devan tahu

kelab bersamamu? Apa kamu mau aku memberi tahu Deva

ohon! Aku cint

aku. Layani aku s

kamu saudara Devan. Aku gak mau hubunga

rsenyum miring seraya memperlihatkan ponselnya ke arah Devi. Dia sudah me

blisnya. Ia pun dapat melihat mata Devi terbelalak setelah memand

bisa pasrah dengan nasibnya beberapa waktu k

di sofa sambil menarik Devi agar mendekat. Membebaskan juniornya yang ber

ndahkan tubuhnya. Dielusnya milik Devin yang belum bangun. Menguru

a menari-nari pada senjata Devin. Beberapa menit berlalu,

ya “Ya! Seperti itu, Devi!” pekiknya sebelum mengerang lagi “K

t ingin menyudahi kegilaan ini. Ia sungguh membenci dirinya sendiri yang pernah bermain dengan De

bangmu! Ber

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka