SEATAP TAPI TAK SERANJANG
Tapi tolong cek-kan dulu apaka
ng, sana ke kantor Polisi." Berniat men
pergi! Kita
u a
a te
teman yang ta
ekan, y
an a
seperju
at, dan tak mau di ganggu oleh teriakanmu." Naya yang masih mengenakan mukena, mem
ada atau s
saja ogah dekat dengan
, aku juga terpaksa mi
yang berstatus suaminya itu. Ken bukan hanya menyeba
at menyusul Naya yang meninggalkan kamarnya, dia sam
ng melaksanakan sholat Sunnah dua raka'at. Sedangkan K
elesai hari ini juga aku akan membay
ka dengan membawa banyak perkakas. Naya hanya melihat
rani mendekat. Bukan hanya cicak tapi juga binatang sej
ong periksa di setiap sudut rumah ini, dan pasti
k, P
lan ringan, hasil olahan tangannya, untuk tiga pria pekerja
a kamu tidak inga
uk mereka." Menunjuk tiga pria
api sebagai tamu, mereka harus d
erjodohannya dengan Ken, membuat banyak harapannya terputus. Melanjutkan kuliah, bekerja, jalan-jalan keliling du
laki-laki menyebalkan itu. Ingin rasanya pergi jauh, tapi bagaimana dengan Kakeknya nanti, dia pasti shock, tapi untuk bertahan ra
, pria itu juga men
ntu dia buka, Ken sampai mudur sela
tang nanti sore! Kata Kakek
rus
kita ke sana,
ya
ng berdiri di sana. Naya lagi sedih, teringat dengan semua harapannya yang
*
rtuanya, dengan gamis berwarna hijau botol, dan jilbab berwarna
antik, tapi tetap tidak menarik di matanya. Dalam perjalanan
Ken harus menjawab panggilan itu,
alo, s
apartemen. Aku sudah menyiap
aran, oke nanti
i wanita lain, di depannya, walau mereka sudah membuat pe
k saat itu juga, dengan senang hati akan dia letakkan persis di depan mata pria sombong itu. Nay
dengan buru-buru mengakhiri panggilan. Dia haru
ana! Kenapa tu
a? Apa kamu pikir tidak mem
a harus cepat, Kakek
langkahnya. Tapi Kendra mencekal tangannya dengan kuat, memaksa N
nku sakit." u
n duduk kembali jok belakang stir. Baru saja mengstate
Naya! Kenapa di c
dan itu balasannya.