Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SEATAP TAPI TAK SERANJANG

SEATAP TAPI TAK SERANJANG

Tutiklingga

5.0
Komentar
Penayangan
5
Bab

Mereka tak seranjang atas permintaan Kendra. Di jodohkan tanpa bisa menolak membuat keduanya harus menjalani perkawinan yang tak sehat. Merasa Naya hanya gadis desa yang tidak bisa apa-apa, membuat peraturan yang akhirnya membuatnya susah sendiri. Fira gadis modis pintar, pujaan hati Kendra tak mengetahui kalau pacarnya itu sudah beristri, dan keduanya masih menjalani kisah manis cinta mereka, sampai akhirnya Fira minta di nikahi, sebagai bukti keseriusan Kendra uang selalu menyatakan cintanya.

Bab 1 KITA HIDUP MASING-MASING

"Masuklah, kita berdua akan tinggal di rumah ini."

"Iya."

Dia masuk dengan mengekoriku dari belakang, masih terlihat jelas wajah sembabnya, mungkin diperjalanan tadi dia terus saja menangis. Kami memang semobil dan hanya berdua tapi aku sama sekali tidak memperhatikannya yang duduk di jok belakang.

Sungguh aku sangat lelah, menyetir selama lima jam, dan hanya istirahat sekali saat dia ijin untuk sholat sebentar.

"Ini kamarku, dan kamarmu yang itu." Matanya mengikuti arah telunjukku, dan hanya mengangguk. Saat dia akan melangkah aku memintanya untuk berhenti sebentar.

"Ada yang masih inginkan aku sampaikan, duduklah." Dia menurut duduk persis di seberang meja, tapi tidak berkata apapun.

"Pernikahan kita hanya di ketahui oleh Mama, dan Kakek, kita terikat oleh ijab kabul, tapi tidak dengan hatiku, kamu menjadi istriku hanya saat di depan Kakek, selebihnya kita bukan siapa-siapa. Aku akan memberimu uang nafkah setiap bulannya, sejumlah lima juta terserah kamu mau di gunakan untuk apa. Tapi ingat kamu tidak boleh sedikitpun ikut campur dengan urusanku, kamu jaga di larang masuk ke dalam kamarku, menyentuh barang milikku, pakaian, atau sibuk membuatkanku makanan itu tidak perlu. Kamu boleh keluar dari rumah hanya siang hari, dan malam kamu tidak boleh kemana-mana. Dan tidak boleh bekerja, itu saja dan aku minta kamu bisa mematuhinya. Kalau mau ke kamar pergilah!" ucapku enteng.

"Aku juga punya permintaan," ucapnya tiba-tiba.

"Katakanlah."

"Jangan pernah menyentuhku."

"Tentu saja, itu tidak akan aku lakukan."

"Aku ingin bekerja, tapi dari dalam rumah. Aku janji tidak akan keluar kalau memang tidak penting. Itu saja."

"Oke, aku setuju."

Kami masuk ke dalam kamar masing-masing. Aku menikahinya atas permintaan Kakek, dan harus setuju, tanpa diberi pilihan apapun. Walau sebenarnya dia lumayan manis, tapi sudah ada gadis lain yang mengisi hatiku, dan yang pasti aku tidak menyukai penampilannya, tidak modis, dan lebih mirip si Mbok, asisten rumah tangga di rumah Kakek. Untungnya Kakek menyetujui permintaanku untuk langsung pindah rumah dan di sinilah kami saat ini.

Seharusnya ini malam yang istimewa untuk pasangan pengantin lainya, tapi tidak denganku pernikahan kami adalah musibah bagiku dan anugrah baginya, bisa jadikan! Anugerah baginya karena mendapatkan suami seperti aku, ganteng dan mapan.

Aku kaget saat alarm ponsel berbunyi begitu nyaring, ternyata sudah jam 6 pagi. Mandi dan bersiap ke kantor ada meeting penting hari ini dan aku tidak boleh telat. Saat keluar kamar aku sedikit kaget karena rumah ini terlihat lebih rapi dan bersih, semua jendela sudah di buka, tapi tidak terlihat di mana dia berada.

Aku meletakan satu ikat uang di atas meja, nafkah pertama untuknya, setelah itu aku langsung berangkat ke kantor, sarapan nanti setelah sampai, aku bisa meminta Lisa untuk memesankan lewat online, bukankah semua menu tersedia disana.

Semua berjalan seperti biasanya, aku pulang saat hari sudah gelap, pintu rumah sudah tertutup dan aku kaget karena saat ingin minum, dapur terlihat berbeda, ada beberapa benda yang sepertinya baru di beli, kulkas juga terisi penuh, dan di sana ada brownis kesukaanku. Tapi naas aku hampir saja mempermalukan diriku sendiri, dengan mencicipi kue manis itu, walau dia tidak melihatnya tapi dia pasti tahu saat melihat betuk kuenya sudah berubah.

Tiga hari berlalu, tapi aku tidak pernah melihatnya, hanya ada suara kecil yang kadang terdengar dari arah kamarnya. Semakin hari kenapa aku semakin penasaran padanya, setiap aku di rumah dia sama sekali tidak pernah keluar dari kamarnya, dan itu membuat aku kesal.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku