Aku Miskin, tapi Bohong
isa, gak bisa kayak gini dong"
" Tanyaku pura
a. Bisa-bisanya kamu kena pengurangan
, Bang" ucapku
ih sebenarnya. Pasti ini semua
f, B
a bisa nyusahin. Udah miskin, jelek, nyusahin pul
lam hati terkikik geli karena semakin tahu sifat aslinya bagaimana. Benar
akan sejenak pekerjaan rumah yang nenumpuk dan bersiap-siap bertapa untuk mendapatkan beribu kekuat
gu makian kalian" aku ter
ay
ay
uar
i mereka akan memakiku dengan serentetan kata-kata mutiara yang memekakan telinga. Ku pas
nya ya sekarang pulang kerja l
g masih aja enak-enakan jam segini
enunduk. Dalam hati tersenyu
alau kamu sekarang sudah tidak be
ena dampak pengurangan karyawan" jawabk
at kamu bekerja pun uang yang kamu hasilkan hanya sedikit. Malah
tu dekat. Jika tidak kamu tidak boleh makan apapun di
. Selama aku bekerja pun aku kerap kali harus makan hanya sebungkus mie instan murahan atau hanya sekedar sayur ben
baik
semuanya harus beres sampai saya pulan
ah beres saat kami kembali" ucap
k, M
edua orang tuaku sudah mendidiku dengan disiplin. Mengerjakan pekerjaan rumah adalah hal ya
¤
ti pembantu. Dengan daster kebesaran yang sudah lusuh bekas ibu mertuaku dan tanpa sedikitpun ri
umah ini dan jangan coba-coba mengambil mak
a,
usir kamu dari sini. Dasar parasit" imbuh Ibu mertua se
akanan itu toh selama ini juga aku tidak pernah mengambilnya karena ibh selalu menghitungnya. Pernah sekali
i. Sungguh bodoh diriku dulu mau termakan rayuan Bang Dirga yang
selalu di keruk. Istri macam apa yang tidak boleh memakai uangnya sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Istri macam apa yang seja
orang di rumah jadi aku bebas untuk menonton tv. Toh tv ini di beli dengan uang hasil keringatku. Masa aku
mikirkan bagaimana membuat pelajaran pada keluarga suaminya. Sungguh miris si pemain dalam film ini. Ingin sekali aku membanting tv nya saat
pro
merembes keluar dan apa ini. Dasterku tersingkap. Untung aku memakai celanan di dalamnya. Eh tapi siapa yang tepuk tangan