Ipar Tercinta
-tiba dan setelah itu tidak tahu apa yang terjadi dengan Wira. Ya Wira mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), suatu k
n setelah ia bertemu Giskha yang memutuskan hubungan mereka. Wira yang saat itu tengah hancur dan patah hati mengendarai motor den
s dalam kecelakaan itu, dan Wira mengalami patah tulang dan trauma karena keluarga korban yang tidak terima anaknya menjadi korban meninggal, sejak itu Wira menjadi k
itu. Namun Wira begitu terpukul dan merasa selalu dihantui oleh anak kecil yang meninggal tersebut, sehingga ia sulit tidur karena merasa cemas, dan akhirnya orangtuanya membawanya
g di angkut oleh teman-temannya obatnya lupa tidak dibawa. Wira menutup Kopernya dengan kasar, ia men
n ia benar-benar ketakutan. Bayang-bayang saat motornya bertabrakan dan anak kecil tersebut terlempar dari motor dan jatuh ke aspal di depan mata Wir
rah pantai, tidak begitu gelap karena banyak lampu yang bersinar menerangi, Wira duduk di kursi dekat pohon tidak terlalu jauh dari t
ekarang kan masih sibuk kuliahnya"
besok mau kerja kan? Semangat yaa, d
g ia kenal. Diraya wanita yang baru saja menjadi pusat perhatiannya, Dira baru saja menelepon dengan seseorang di
enapa keluar malam-mala
ang ia pikirkannya saat ini, seperti beban yang begitu berat ia dapatkan, hingga beberapa tetes air mata lolos begitu saja
raya menangis tiba-tiba dan kemudian tersenyum? Ada a
-*-
gkan tubuhnya di kasur miliknya. Wira baru sampai subuh tadi, ia memutuskan mengistirahatkan bad
ap Maya yang langsung
Mas mau tidur!" uca
i Ayah udah nungguin
ng aja sarapan duluan", uc
au Ayah meledak gimana?" ucapny
dengan bulu mata lentik, ia kini menginjak kelas 12 SMA di salah satu sekolah swasta favorit. Maya yang paling dekat dengan Wira karena
i-pagi, lagian ya mana mungkin Ayah meledak
engan Wira yang malah meledeknya, Wira tah
tambah jelek atuh ", uca
apnya langsung pergi deng
gemaskan itu, ia akhirnya memilih mandi dan langsu
h?" omel Bunda yang sedang
stirahat sebentar." ucapnya kemudian meminum ai
apa kabar?" tanya Ayah dengan logat j
Yah", ucap Wira ta
sekolah terus langsung pulang
jek aja ke sekolah", ucap Maya
mengunyah makannya sambil menatap tajam ke arah Wir
n Mas? Nanti kamu kesiang
ntar Mas", ucapnya kesal langsung men
emarin Maya kangen sama Masnya sekarang M
k marah sam
sama Adekmu
k lagi PMS mungkin",
a itu, Wira malah menatap cuek sambil tertawa j
kan kalian." lerai Ayah ya
ira masih duduk di kursi makan bersama Ayah yang masih sibuk memba
bahkan saat mendidik anak-anaknya termasuk Wira. Namun bukan berarti Ayahnya orang menakutkan, Ayahnya selalu mengembangkan ilmu agama pada Anak-anaknya. Dulu Wira disuruh untuk mengenyam pendidikan di Pasantren namun karena Wira tidak mau akhir
boleh langsung ke kant
jadi kamu harus di rumah", uca
ke kantor dulu terus nanti agak
ur janji sama teman Ayah, dia mau
nanti langsung pulang", ucap Bunda
an langsung menemui adiknya yang se
a gini, gimana nanti pakein
ucapnya yang sudah memakai sepat
, ucap Wira member
ek aja!" ucapnya memutar bo
ada Mang ojek di
depan komplek banyak ojek
ya memang tidak berubah, Wira tak yakin jika M
p Wira menghampiri Ma
Wira dan langsung me
cepet tua", tambah Wira sambi
belin!" ucapnya berh
au Mas udah nikah gak ada yan
ahnya dengan telapak tangannya, Wira yang heran langsu
ditutupin mukan
gak ada yang nganterin ad
, jangan nangis", ucap Wi
kehilangan Mas
rang ada di depan kamu Dek "
ah ntar gak ada yang nganterin A
kan Mas masih muda masih cocok
ang tingginya jauh darinya, Wira menghapus air mata Maya da
nangis nanti tamba
penting Mas Wira tetep s
dan langsung memeluk adiknya itu s
-*-
baju?" teriak Bun
u turun sebentar
bawah", ucap Bunda k
ra sendiri tak bisa menolak permintaan Ayahnya karena katanya ini acara yang penting. Wira hanya menuruti saja, ia sudah m
Ayah saat Wira turu
, ucap lelaki sebaya Ayah yan
k lebih muda sedikit, ia bersama istrinya dan anak perempuannya yang berhijab tengah duduk di hadapa
ingat sama Pak Sa
ucapnya ters
karena sudah lama juga tidak bertemu"
u jatuh dari sepeda waktu kamu SD", ucap Bunda y
lama, kebetulan pak Sanjaya itu Cam
ak Sanjaya, sedangkan istrinya sedang asyik mengobr
dah bekerja?" tanya Ayah pada wa
capnya terseny
ya selalu tertunduk, Wira menatap gadis itu berparas manis namun entah mengapa W
ana Nak?"
Astra Mandiri
tulan sekali", ucap Ayah menep
n perusahaan?" t
rapa tahun", ucap W
l sama Naraya W
rsenyum kaku ke arah mereka samb
na toh, karyawan kamu aja gak tahu jangan-jangan di
a rasa gerah ia rasakan, ia juga merasa se
toh bos sampai gak tahu yang kerja di
personalia Yah, Wira jarang merha
kenal dengan Wira?"
rtemu beberapa ka
u apakah wanita ini karyawannya? Ia bahkan tak pernah ingat karyawan di tempatnya kecuali jika mereka
erkenalan dulu, sesekali saling bertegur sapa, Wira ja
enunduk sambil terse
us bersikap ramah pada Naraya karyawannya, namun ia tak bisa menolak permint
berangkat kerja bareng, Wira ka
buat Bunda langsung terbatuk dan
bisa berangkat sen
i besok, lagipula rumah kamu gak terlalu jauh kan
u ada gosip gak enak nan
n berdua, lagipula umur kalian itu sudah pas, apalagi Na
ohkan Wira dengan Naraya? Wira masih merasakan luka di hatinya yang bel
ar ini, Wira hanya terdiam dan bingung harus menjawab apa pada Ayahnya, karena seumur