Ipar Tercinta
pun tak mengambil apa – apa, kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tak memili
ini cintanya adalah keluarganya yakni Ayah, Bunda, Mas Artha dan Maya hanya itu tidak ada lagi yang lain terselip dalam hatinya. Sama halnya dengan tabr
mu", ucap Ayah setelah keluarga Pak San
tanyanya de
umur kamu terus bertambah tiap jam, menit dan waktu. Kamu butuh pendamping Wira, untuk mengurus kamu dan menemani masa tua k
nyanya membenarkan posisi dud
mah tangga. Mulailah dengan membuka hati kamu dan memulai hidup kamu yang baru. Jangan karena tra
Ayahnya. Beliau tahu hubungannya dulu dengan Giskha membuatnya
jika memulai hubungan ini dengan tahap pengenalan dulu. Wira tidak ingin menyesal untuk selamanya karen
a dibilang Ayahnya tidak pernah memaksanya, ia juga tidak pernah mendesaknya. Wira hanya belum memikirkan untuk meni
-*-
karena sang Ayah memintanya. Wira masih terngiang perkataan Ayahnya untuk men
terkejut saat Wira duduk
erangkat", ajak W
a pak, gak enak nanti sama karya
dan Bunda jadi tidak mungkin
mobilnya setelah sebelumnya ber
uga calon istri yang dijodohkan Ayahnya. Wira bukannya enggan dijodohkan
u putih namun terawat dengan baik. Naraya juga terlihat lebih lemah lembut dan sopan, jika di banding G
epotkan Bapak", ucap Nar
dan tidak mau jika Naraya berpikir yang tidak-tidak, atau bahkan
kerja di Astra?" tanya W
ua tahun Pa
Wira sekalipun melihat dan bertemu Naraya. Apakah Wira selama ini terlalu sibuk pada urusannya
mungkin saya selalu sibuk jadi tidak pernah memperhatikan karyaw
apa Pak." u
menunduk sambil mendekap tasnya. Wira melirik ke arah Naraya yang memang tampak seperti anak yang baik, terlihat
", tanya Wira, "Apakah kamu sudah setuju?"
tahu kalau beliau Ayah Pak Wira. Saya tergantung sama Papa dan Mama yang memilih",
araya pasti akan menyetujui perjodohan mereka karena Naraya han
h kamu sedikit bersabar dengan saya? Sekarang kita mulai saling kenal-mengenal dulu?" ucap Wira menghadap Naraya
-*-
epan tepatnya di awal bulan. Karyawan yang lain pun sudah mengetahui kabar tersebut beruntung tidak ada gos
Wira yang cenderung acuh padanya dalam hal apapun. Seperti sekarang untuk persiapan pernikahannya Wira masih saja harus di suruh Ayah dan Bunda
k ke kantor?
at fitting", ucapnya sambil bersandar di te
?" tanya adiknya dengan mat
ng sekarang", ucap Wira sambil menatap sekilas a
ketemu sama Adek, terus nanti Adek gak dianterin Mas lagi berangk
upan baru dengan berumah tangga. Nanti juga Maya kan bakal punya suami, bakal punya keluarga baru j
Adek cuman takut Mas Wira nanti gak sayang lagi sama Maya dan cuekin Maya gara-
ung ke rumah setelah menikah. Bahkan jika pun dating ia tak pernah menyapa atau menanyakan kabar Maya juga Wira karena terlalu fokus pada pekerjaan dan istrinya. Dan kini ia sudah pindah ke Bogor b
sama keluarga, apalagi sama Adek Mas yang bawel ini. Mas mungkin nanti gak akan sedekat ini lagi, tapi hubungan kakak-adek itu gak ada akhirnya, kita tetap bersaud
gomong serius bercanda mulu", ucap
ek jangan nangisin hal yang gak penting. Lagian Mas juga pengen punya istri punya anak juga, nanti kalau k
ampai gak rela Mas Wira nikah terus berbagi kasih
s dengan Adiknya itu malah menarik kerudung sang adik dan membu
nanti kusut", ucapnya
h kusut banget kayak kaset rusak ahh.. pokokn
sang kakak, ada sedikit kelegaan bagi Wira melihat adiknya tertawa bersamanya meskipun ia tahu mungk
gi ya, Adek mau naik ojek online aja kemar
antar kan Mas belum nikah, ni
berangkat sendiri tanpa Mas Wira biar terbiasa juga berangkat tanpa Mas,
ipingit udah kayak anak kecil dihukum mendinga
Adek udah janji sama Bunda mau berangkat sendiri, lagian Mas ken
ah gih kamu siap-siap ber
sekarang hari mi
anyain Mas kerja? Kan udah tahu kantor libur dek har
s", ucapnya kemudian pergi
tu, tadinya Bunda mau membangunkan Wira namun Maya sudah masuk duluan dan berbicara serius, Bunda yang merasa tidak enak karena Maya berbicara seriu
-*-
njadi rumah keduanya, ia berada di kurang lebih 3 tahun disana, dan kini kuliahnya hampir semester akhir da
ntuk pulang ke Bandung terlebih sang Kakak yang ia sayangi akan menika
" ucap Diraya sa
tanpa sambutan dan pelukan. Diraya terdiam sejenak kemudian mengukir se
rang penjabat jarang berada di rumah, dan Mamanya juga sering pergi untuk a
ing mengerti dirinya. Dira hanya memiliki kakaknya saja karena mereka hanya dua bersaudara, perbedaan
engirimkan biaya sekolah dan makan sehari-hari untuk Diraya namun tak pernah sedikitpun Diraya gunakan uang itu kar
ingin menghubungi orangtuanya namun panggilannya tak pernah mendapat jawaban, dan Diray
saat Naraya baru saja
k gak kasih kabar?" tanyan
h kaget", ucapnya sambi
nya Mama dengan nada d
ya langsung meny
u setelah itu makan", ucap Mama
h ya sama Dira?" tan
dia nanyain kamu", ucap Naraya kemudian
pa gak ada nanya-nanyain, kayaknya mereka memang marah sama k
angan berprasangka buruk, kamu bentar lagi selesai kuliahnya
h udah nikah ter
kal punya kehidupan masing-masing",
uh baik gak? Ganteng ga
ma Papa, kalau Ganteng itu relatif Dek kita gak boleh membandingka
takut teteh nanti sakit hati sama dia, pokoknya aku
salah pilih semoga ini yang terakhir buat teteh"
akaknya sekarang sudah menemukan pendamping hidupnya yang i
-*-
putih sedangkan Naraya terlihat sangat cantik dengan baju kebaya dengan hija
ngga terdengar suara saksi yang mengatakan SAH dan orang-orang yang men
ra ia berharap benar-benar bisa membuka hatinya untuk Naraya karena ia sudah menerima Naraya diseribu sudah memadati Gedung, Wira dan Naraya juga sudah mengganti
keluarga dulu", ucap Mama ya
ajak Faqih",
a disebut Mama mertuanya itu entah mengapa ia merasa berdebar-debar dan mer
etan kesini kita f
ah pandang yang sama, seorang gadis cantik dengan rambut di gelung
t, wanita yang pernah ia kagumi saat pertama kali ia lihat sekarang berada di pernikahannya, lebih tepatnya sekarang dia menjadi adik Iparny
nya sudah naik k
a dulu", ucap Mama
arahnya dan Naraya dan berjalan ke ara
at sama Mas pengantinnya terus Bundanya di sebelahnya, Ayahnya pindah k
tersenyum pada Wira, tingginya hanya setelinga Wira, badannya memang bagus tinggi kurus, lebih tinggi dari Naraya dan lebih
e samping", ucap fotografer m
atnya secara langsung dan lebih dekat, dan kini kenyataannya Diraya adalah Adik Iparnya, Wira menghela nafasnya ia sedari awal hanya kagum pada paras Diraya na
upunya. Pandangan Wira tak lepas dari Diraya, ia selalu mengembangkan senyumnya, bahkan banyak mata melirik ke arahnya de
ipar loe", ucap Hendra menyalami Wira dan ber
e, gue juga baru tah
ma Adeknya jangan ampe loe embat dua-
um sama dia, lagian sekarang u
an mengangguk kemudian Oki pun
rin Adeknya buat gue, soalnya canti
gue gak mau iparan s
menyikut Wira dengan pelan sebe
hanya bingung mengapa Tuhan menakdirkannya bertemu Diraya yang sempat ia kagumi dan kini menjadi adik iparnya. Wira ta