icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Duri dalam Bunga

Duri dalam Bunga

icon

Bab 1 2

Jumlah Kata:1076    |    Dirilis Pada: 22/01/2024

h untuk mem

untuk menyem

an setiap epiode

us selalu menyiapkan kete

cap Habibah dan Najma

an!" teriak Ibu Najma dari dalam dapur lalu Ha

r Ibu Najma sambil menaruh nasi di piring Habibah dan Najma. Ha

" kata Habibah yang dia

adapannya sudah lengkap dengan nasi serta lauk pauk. "Bu, kentang b

an lalu menyerahkan piring yang sudah berisi kentang balado. Najma pun mengangguk lalu mulai menyalakan kompor. Habibah yang melihat kedua

Najma sambil tertawa dan merasa bangga ketika anaknya yang

g. Terus gimana denganku yang tiap harinya mencuci, menyapu, masak? Yang ada aku malah merasakan lelah tak berarti,' batinnya yang sangat

menyelimuti seisi rumahnya karena Ayah dan Ibu tirinya pun masih terlelap. Habibah segera membersihkan diri dan dilanjutkan bersiap-siap di dapur untuk menghangatkan nasi. Suara adzan subuh pun tela

tak ingin membangunkan ayah atau ibu tirinya tapi ia merasa tidak enak jika harus meminta bantuan pada Ibu tirinya. Dengan susah payah Habibah mengerjakan sendiri mulai dari men

aktulah yang sudah menyitanya. Cucian yang hingga menggunung beserta baju adiknya membuat ia menangis. Mengapa Ibu tirinya tak ingin

n berjalan dengan baik termasuk dengan pekerjaan rumah? Bukan pula Habibah tak ingin membantu tapi waktunya dari subuh hingga malam ia habiskan di kampus apalagi jika bukan untuk be

cucian numpuk. Apa Ibu gak mau bantu Habibah hanya untuk menyiapakan na

an menangis lagi. Ayah akan merasa berdosa pada almarhumah ibumu," katanya

air matanya kemudian pergi kedalam kamarnya. Selama Habibah di kamar ternyata ayah menjelaskan masalah ta

h masih melihat Habibah yang masih menangis dengan tata

inta maaf? Memangnya apa salahnya? Mencurahka

air matanya. Ayah mengangguk. Habibah segera pergi ke kama

uk diberi keadilan. Bukan malah meminta maaf padahal aku sendi

ucap Habibah di hadapan ibu tirinya kemudian ibu tirinya hanya mengangguk. Semenjak kejadian itulah Habibah tidak ing

abibah. "Aduh sakit kena minyak panas," rengek Najm

ngusap tangan anak semata wayangnya itu. Habibah yang inisiatif langsung m

n ke tangan Najma. "Ibu gak akan nyuruh kamu mas

abatnya. Lihatlah, bahkan hanya untuk perihal menggoreng saja Najma gagal namun masih sa

a udah gini. Tapi gak ap

h dengan nada manjanya. Habibah hanya tertawa pelan melihat ting

ibah dan keluarganya, entahlah Habibah harus mengadu dan berlindung kepada siapa. Najma dan keluarganya adalah ru

ampe kecipratan minyak goreng kayak gini lagi," uja

seru ibu Najma sedangkan Najm

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka