Duri dalam Bunga
a seperti
n menjadi ulat y
jadi hewan
keputusannya inilah ia bisa terbebas dengan sikap Luzman yang begitu merisihkan. Habibah keluar kelas tepat pukul empat
i. Habibah pun segera membal
ya Habibah kemudian Fahim pun berla
lagi kayaknya
jawab Habib
n bingung apa dia berhak memanggil Fahim dengan sebutan calon suami atau tidak. Najma pun menghampiri kedu
k Fahim," ucap Najma
m." Fahim tersenyum namun senyuman i
a, deh yang cuma ngucapin salam buat Ka
juk Najma sambil meringis malu. Habibah hanya berdehem s
tumben ke kelas aku?
Kamu ikut, ya?" tawar Fahim. Najma terdiam sejenak.
ia kangen sama kamu," sambung Fahim. Habibah yang merasa menjadi kambing conge hanya terdiam
ah, ya?" ta
h! Pas banget," sa
cara kalian berdua,"
n marah gitu, Bi
ambilmendelikkan matanya yang me
sung. Inilah yang Habibah tidak suka, Najma memohon tapi tidak berbicara dan wajahnya itu seakan-ak
- -
ersentak dan segera menetralkan perasannya. Jika ada kakak tirinya berarti disana pun ada seseorang yang sempat hadir di hatinya. Ya, Irsyad. Habibah mengucapk
en sama ateu." Suara cadel yang Habib
banget sama kamu," jawab Habiba
abibah dan putranya it
tersenyum. "Alhamdulillah baik, Kak,"
belum bisa Habibah sembuhkan dengan benar. Namun Habibah harus berusaha menerima kenyataan yang sebenarnya. Seketika Habibah
" ajak Syaban sa
ang," jawab Habibah
aca buku sepuasnya. Habibah memang mempunyai perpustakan kecil di kamarnya. Baru saja beberapa langkah kakinya melewati anak tangga, terlihat seorang lelaki tegak berdir
ah menangis mendengar suara Irsyad lagi namun
ambil menelan salivanya.
kamal ateu, ya," sa
ara Irsyad begitu lembut bahkan mungkin lebih lembut dari suara wanita. Habibah hanya bisa menundu
Habibah sambil berlari
ya bersama Aiza, rasa bersalah terus saja menghantuinya padahal Habibah bukanlah wanita
bah dengan tatapan kosong. Lain halnya dengan Irsyad yang merasa bersal
a saat ia sudah turun dari tangga. Habibah yang nyatanya
membuat Habibah terkejut dan seketika kakinya lemas begitu saja hingga Syaban yang sedang digendongnya pun akan terjatuh dari gendongann
ngen sama ateunya," tutu
na melihat raut wajah Habibah yang sendu bahka
amar ateu. Di kamar ada buku baru, lho," jawab
Habibah. Habibah segera menggendong Syaban lalu mengecup kening Syaban. Habibah keluar dari kamarnya lalu menuju meja ma
sini," ucap Aiza sambil mengam
" tanya Habi
" jawab Aiza. Habibah seketika
n datang ke rumahnya. Bagaimana
asyik main sama Syaban," ujar Ibu Habibah. Habibah hanya terdiam. Ia tak ingin m
yah, katanya secepatnya ia akan
llah!" Kag
itu. Otomatis semua melihat pada Irsyad termasuk Habibah. Ia me
h Habibah hanya terdiam. Habibah pun ikut terdiam karena ia sudah tahu sifat ayah,