Suamiku Sayang Suamiku Malang
snya, apalagi saat sang Papa m
ibu sambungnya. Semua itu semata-mata karena temannya selalu membicaraka
a sampai Anfal karena dirinya harus ber
n sampai menghentikan langkahnya, saat ingin mengecek pak Tama. Kar
irinya tak pernah kekurangan kasih sayang darinya. Hanya saja saat ini rasa cemburunya se
i oleh Tamara. Dokter pun mengizinkan, dan Rara pun mengantarkan sang papa untuk menem
perawatan!" Intan dengan mata mengembun saat meli
aku, kamu cukup istirahat dan jaga kesehatan. Aku ingin anak kita
di sofa, hanya mendengarkan
ng," pangg
nya Tamara berjalan m
ya sayang, kamu sudah menolong tepat waktu. Saat mama Intan pi
jika istri papa kenapa-kenapa," jawab Tamara, membuat intan dan
apa. Tadi di ruangan papa, k
ra terlihat canggung ingin mem
da putrinya. Intan nampak tak
udah ya, jika kamu masih belum bisa memanggil saya denga
ngan sebutan Mama," ucap Tamara, m
adi sang putri sudah berjanji ingin memanggil istrinya denga
n paksa Tamara." Intan men
Tapi aku akan berusaha memanggil nya dengan panggilan Bunda, apa
anggilnya dengan panggilan Bunda. Ma
saya dengan panggilan Bunda. Terimakasih ya!" ucap I
yang saat ini menunjukkan sed
sang Papa. "Terimakasih ya sayang, kamu mau meruba
erima kehadiran bunda di tengah-tengah kita
kata maaf." Intan mencoba menyentuh tangan putri sambung
_
h berkumpul kembali. Apalagi melihat anak dan
gu kem
ke rumah, dan keluarga mereka ki
g dimana mereka terlihat kebahagiaan dan senyuman, rumah pun ter
ya melihat raut wajah pap
di aku perhatikan papa
senyum kepad
ayang, sekarang kamu
gelisah ada apa pa?
akan saja! Nanti setelah selesai ada suatu hal yang ingin papa kat
menagih apa yang di
esai makan. Apa yang in
i Bandung sedang kurang sehat. Oma meminta kamu untuk tinggal d
us mengatakan kamu bagaimana. Tap
ngapa-ngapain, masak gak bisa,
menemaninya di sana, agar Oma tidak merasa kesepian. Sayang karena cucu yan
meminta agar dirinya jangan di jauhi dari putri sambungny
ni bukan niat papa, menjauhi aku dari rumah 'kan?"
i papa dari rumah. Pokoknya papa janji, kalau papa gak sib
nunjuk jari keling
akan kesana. Iya ' kan Bun
u akan menjenguk Oma kesana. Bund
an papa bilang begitu," jawab Tamara denga
ar oleh supir menuju kediaman O
alaman Oma nya. Pemandangan di sana benar-benar m
mobil. Ia tersenyum melihat pemand
uknya udara di sini, gak seperti di jakarta yang penuh dengan p
seperti ada yang memanggil dirinya. Ia pun tersenyum saa