Terima Kasih atas Luka yang Kau Berikan, Mas!
iwa yang seakan-akan terombang-ambing membuat fisikku semakin lemah. Aku benar-benar tak
mosiku agar hati ini plong. Namun, kembali aku berpikir jika
alam pesan yang dikirim oleh Nur, ia mengatakan sudah sering kali melihat Mas Bram kembal
ar merasa telah ditipu mentah-mentah ol
dirinya di luar pada hari liburnya. Bahkan tak jarang ia menginap dan mengaku
il mengucapkan kata maaf. Ia menggenggam tanganku, tetapi dengan cepat kutepi
Mbak!" Tak lama disusul pul
dir di hadapanku, membawa muka meme
ul atau dihukum, dicacimaki, tapi t
aku bicara
bak Ainun. Tapi tolong jangan diam aja, Mbak! Aku
kit hati? Begit
ianat yang ada di hadapanku ini. Rasanya sangat muak, t
maksudnya, M
tega melakukan
ku, Dek! A
bang tanpa tau kemana arah tujuan di setiap perkataanku karena pik
langinya lagi, Mbak. Aku me
sa merubah semua keadaan
f, D
aaf dari kalian!" ucapku. Lalu aku berdiri kare
mau ke
lan
an marah? Ba
i maka tak akan a
egitu! Kami masih san
ntah kenapa aku merasa hatiku sepertinya telah mati saat ini. Sehingga kali ini, tak setitik pun air mataku mengalir setelah menyak
ng. Karena karin sudah tahu bahwa sang nenek sedang tidak ada di rumah maka dengan mudah Karin menurut kepa
akit yang tadi berkumpul di dalam hati. Barulah semua rasa kecewa d
elakang dan memeluk pinggangku dari belakang. Sehingga a
a na
dak menyadari bahwa aku saat ini sedang menangis, tetap
?" tanyaku berubah menetralkan s
. Kayak waktu Karin kalau sedang nangis, pasti perut Karina juga ge
cepat kuhapus air mataku menggunakan lengan baju panjang yang saat ini kukenakan, lalu aku sedikit me
en sama nenek karena tadi kita ke sana t
u aja yang salah sangka
n tanpa terasa kini kuda besiku sudah tiba di halaman ru
suk dan kami sama-sama membersihkan diri di kam
iasakan untuk mandi sendiri karena aku ingin mendidi
handuk. Namun, aku terpaku di depan pintu kamar mandi karena saat itu ada s
lkan aku!" Mas Bram langsung memelukku sambil menangis terisak. Bahkan aku bis
tanggapan Ainun se