Cinta Terlarang Sang Janda
rti dia, pasti akan sangat bahagia,' gumamnya dalam hati seraya bibirnya mengulas senyum m
l jauh. 'Dia istri orang, jangan mengharapkan yang tak mungkin kau gapai.
r pun berdiri menghadap Rio. "Tuan, terima kasih sudah membeli dagangan
pan dan menenangkan di telinganya. "Tidak perlu berterima kasih, justru aku yang seharusnya meminta maaf denganmu ka
h ada yang sakit?" tanyanya seraya melihat tubuh kecil setinggi peru
pada Nanda, lebih tepatnya dia ingin mengobrol dengan wanita itu. Mendengar suara Nanda membuatnya merasa tentram. Nanda mengu
au membahayakan nyawa orang lain harus berani menanggung semua risik
dan mengulurkan tangan. "Rio Darma
ami tangan yang ditumbuhi bulu-b
hadapannya. Tentu saja karena Rio sering muncul di berita khusu
hendak pulang meninggalkan pria itu. Dia sudah bers
Rio. Dia belum p
entikan langkahnya yan
cari alasan yang masuk akal. Ia melihat ke ara
," pungkas Nanda yang sudah menunggu selama satu menit
Rio sekenanya. Hanya itu ya
an k
an untuknya agar bisa berlama-lama denga
ima kilometer saja da
gan menggendong anak," bujuk Rio. Dia mendekati anak yan
anya Rio dengan nada bicara
l itu yang masih cedal d
nda memperjelas n
ki?" Jika menawari Nanda tak manjur, maka jala
nyaan Rio seraya menunjuk kendaraan r
ang. "Ayo, ikut uncle ke sana," ajaknya denga
ngin merepotkanmu." Nanda masih t
ru aku malah senang jika bisa mengantar
memberontak meminta naik ke
dua tahun itu. Ia mengelus punggung Nanda dengan lembut. "Sudah, jangan merasa tak enak. Lagi
akan pintu belakang untuk dua bocah itu duduk. Sehingga mau
o setelah mendaratkan pantatnya dikursi kemud
aku duduk di depan?" Nanda jus
aru. "Tapi kalau kau ingin duduk di sana juga tak masalah. Aku akan menjadi supir
enumpang tapi tak tahu diri duduk di belakang sep
Cherry untuk menjaga Raka. Dan kendaraan roda empat itu pun melaju dengan
udah makan?" tan
jawab Nan
ke restoran dulu? Aku juga be
Nanda. "Jika kau lapar, bisa ikut makan malam bersa
t tinggalmu?" Rio memastikan sekali lagi de
n kau bukan orang j
satria," seloroh Rio penuh semangat, membua
endengar suara wanita itu yang begitu halus di telinganya. Dan Nanda juga membalas dengan senang hati tanpa beban karena
nda bisa melihat jika pria itu sepertinya hanya memecah
ongnya." Rio menawarkan
un berjalan menuju unit apartemen yang disewa oleh Nanda. Jika orang lain yang tak
Nanda setelah keempatnya masuk ke dalam r