Jodoh Untuk Shanaya
dari keluar
ang keluarga. Disana, duduk anak dan juga istrinya. Di atas meja di
g suami. "Bagaimana profil anak dari
terkenal dengan kekejamannya. Bahkan, ada beberapa kolega yang melamar pria itu untuk anaknya. Saat mereka mencoba untuk akrab dengan
datang seorang wanita dengan nampan berisi minuman
tadi membawa nampan. Sambil meletakkan
as. Setelahnya, hal yang tidak di inginkan wanita yang membawa nampan pun, terjadi. Minuman itu membasa
elempar gelas tepat ke arah wajah wanita itu. Gadis yang bernama Zi
tersebut adalah kakak dari Zi
la sang ibu dengan wajah merah
gera membersihkan bekas tumpaha
rah sang kakak mendengar celaa
erima lamaran tersebut!" usul Zivana, dia tersenyum puas membayangkan bertap
nak yang mencemooh anak sulungnya. Hati pria itu seperti mati,
dengar perkataan adiknya. Dia dengan cepat membersihkan noda di lantai. Diambilnya g
tertunduk dia berkata, "s
menerima lamaran dari keluarga Harto
nti. Dengan bibir bergetar dan air mata yan
erima lamaran keluar
beranjak dari ruangan tersebut dengan langkah cepat. Dia
dapur. Air mata yang sejak tadi di tahannya, tumpah. Dia menangi
tidak lagi memperdulikan dirinya. Apalagi saat pria itu membawa wanita l
seolah memperlakukan aku sesukan
Wanita cantik itu tak ubahnya seorang pembantu seperti dirinya. Tubuhnya begitu kurus, berbanding te
an sebayanya. Dia malah menghabiskan hidupnya dengan berbagai p
panggilnya d
a. Lalu memutar tubuhnya, tersenyum ke arah asis
nyum, Mbok Rahma terkesiap melihat
ni kepada Non Naya. Wajah Non Naya sampai basah
an dari celemek nya. Membersihkan waja
! Makanya jusnya sampai tum
i Shanaya yang selalu menyiksa. Dia benar-benar tidak habis pikir mengapa ada orang sekejam
nya Mbok Rahma saat melihat ke
ikah, Mbok!"
Dengan siapa?"
eluarga Hartono," jaw
a Xavier Hartono!"
iapa dia?" t
kan tidak ada yang betah bersama dengan pria itu walau barang s
ok bisa tahu tentang gosip itu Mbok?" kela
h tangga lainnya. Mereka mendengar cerita dari mulut ke
la Shanaya. "Sudahlah, aku mau mencuci gelas ini dul
akan. Dia takut jika orang yang Mbok Rahma katakan adatersenyum senang mendengar cerita Mbok Rahma. Dia semakin ya
ti di tangan pria i
*
n laptop di hadapannya. Saat sebuah panggilan dari ponselnya mengalihkan perhatianny
a'. Dia memijit pelan pelipisnya yang tiba-tiba pusing. Pria tua di seberang sana tidak ak
gi, pa?" tanya pri
lembut dari suara ibunya, mem
a!" Pria itu berjalan menuju kaca besar di ruangannya. Melihat kendar
Tapi, Papa tidak sanggup mendengar penolakan darim
n lagi? Sudah berapa kali
an menyerahkan anak sulungnya untuk di jadikan istri olehmu. Mama harap kali
ang orang tuanya miliki. Sehingga dia harus
i, seperti yang sudah-su