Bingkisan Daster Bekas Mertua
anjakan
Kruik
utku. Aku tersadar, hari telah men
di perutku. Aku meninggalkan adonan k
ring. Mengambil satu dan mu
ubuka
Hmm
k aroma kari ayam
bentar lagi dia akan pulang. Pasti lapar. Kan kasihan." Tutur Bu Farah sembari
Ast
untuk makan kari ayam yan
u menel
lang. Menyaksikan lauk yang ter
b menumpang hidup di rum
amar. Membaringkan tubuh dan memejamkan
s perutku y
giaan semasa di perut, semoga saja kau bisa hidup nya
"Kiara
k lagi tuh mu
elesaikan dulu satu-satu, baru kerjakan yang lain. Ini boro-boro. Malah tiduran. Hamil itu j
tidak tanggung-tanggung. Berderet-deret p
kecapean. Mau istirah
Kri
u kamarku
n..! santai sekali kerjaanmu. Lihat sana, ker
capek aku, Bu." "Memangnya capek ngapain ajah? B
in...
lakson sepeda Motor Ma
buru Bu Fa
h. Aku tetap berbaring. Tubuh i
kemudian, Ma
rahat, Dek
as. Aku cape
Mas Galih tudak menur
n. Lagian pula, untuk kesehatan bayi kita juga. Wan
diri di ambang pintu n
dak, ketika kudengar suara Mas Galih berujar, "Tidak apa-apa, Bu. Sesekali
Farah melangkah kelu
*
rlalu dimanja. Ngelunjak dia nanti. Lihat! Coba kau lihat! Itu pekerjaan ibu,"
nan kue dan mengulek-ulek. Padahal se
sendiri. Agar apa? Agar busa berhemat. Supaya bisa menghem
tiduran mulu kerjaannya. Tidak mau untuk sekeda
pek, Bu. Namanya saja wanita
"A
ersam