Terjerat Hasrat Cinta Atasanku
lakson berisik tau." ter
-buru," jawab Arse
suara tersebut lalu memutus
,udah pikiran banyak di tambah lagi suara bisi
akinya ke arah mobil Arse
nomor plat yang cantik, menandakan s
u saja yang terburu-buru?" tanya
pah serapah kepada Arse
membuka kac
menjadinya pusat perhatian para pengguna j
elakaan lalu lintas di tengah jam sibuk. Ke
memanfaatkan kejadian tersebut dengan mengambi
mengurai kemacetan dengan
seno menatap tajam tanpa s
sedikit tua, namun tingkahnya seperti anak muda ya
ma salah yang satu kurang sabar, yang satu l
bali. Arseno yang menyadari i
l dia melangkahkan kakinya untuk mengambi
g-mentang kaya." teriaknya
meluapkan emosinya dengan menekan klakson b
ian tadi membuatnya malu karena dia jadi pusat perhatian,
kampungan." gum
i tangan kanannya. Jam yang b
enit, jika aku t
tor. Kantor yang sangat luas, rapi dan bersih serta beg
" sapa karyawannya
awab. Dia berjalan dengan gagahnya m
dia akan banyak bicara ketika rapat
n dirinya kepada kantor tersebut. Baginya banyak beban
n kakinya untuk masuk
man dengan dihiasi lukis
eno mulai mengerjaka
(suara men
jar Arseno
laksanakan 5 menit lagi di ruangan
ukan kepalanya seba
keluar dan Arseno mulai menyiapkan bebe
, dia berjalan dengan sedikit ter
mengira kalau dirinya hebat dia merasa kecerdasannya tiada yang mena
ngan melihat smartphonenya yang
ntal hampir terjatuh bertabrakan dengan Ars
betapa terkejutnya ketika dia menabra
dengan setelan jas hitam da
gaja," ujar Sintia dengan terbata-
an smartphonenya kedalam saku celan
ukan kepalanya tanp
ulu, sekali lagi saya mi
rlari melewati Arseno yang tengah berdiri mem
i," sahu
k kaget dia pun men
rtemu dengan laki-laki kaya yang angk
badannya dan membalas
bukan tempatmu." ujar A
li ini dia menatap Sintia dari atas
luntur, sepatu juga buluk, dan waja
1 kali langkahnya
laki-laki sombong." tukas Sintia denga
adalah anak seorang pemilik peru
elihat tingkah Sintia yang t
in aku meladeni perempuan gila," gumamn
inggalkan Sintia yang ber
seno sambil menunjukan jar
apa yang diucapkan Arseno, Sint
erburu-buru," ucap Si
elihat Sintia yang berjalan setengah berlari sehingga di ken
ahkan kakinya menuju ruang pak Yandi,
atu karyawan dan karyawan itu
u, banyak ruang di lantai tersebut, namun di setiap ruang ad
m hati melihat ruangan y
nya dan rambutnya yan
utiran keringat denga
pun langsung masuk dan memul
hirnya Sintia di terima
-tiba ada seorang laki-laki yang me
laki-laki itu yang
el." hina Arseno denga