Skandal Panas Presdir Tampan
duduk di sofa bersebelahan dengan Damien. "Jadi... Menurutmu, baga
aha menyusun kata-kata. "Tyle
diri. Selain itu, apa kamu tidak lihat tadi, Miranda juga sangat menikmatinya. Bahkan bis
ngan wajah cantik Miranda yang mengeran
irannya. "Aku tidak yakin bisa mengerti dengan duniamu Bro. Itu terla
erbeda, Damien. Lepaskan dirimu." Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka kembali. Dengan anggun, Miranda memasuki ruangan dengan tro
gan senyuman manisnya. Troli itu dipenuhi dengan hidangan lezat, mulai dari sus
u atas kejadian tadi, dia terlihat biasa saja dan mulai menata hidangan di atas me
n, dia lalu berbisik pada Damien, "Sudah kubilang 'k
i menata hidangan, Miranda melihat ke arah Damien dan Tyler. "Semoga Tuan
yukaimu, mungkin malam ini kamu sebaiknya menemani Damien. Bagaim
ngar ucapan Tyler, "Apa? Ti
, Bro! Aku hanya bercanda.
a lama makan bersama, atmosfer mulai lebih santai. Percakapan mengalir begitu
i, Damien memutuskan untuk pulang karena besok pagi harus menghadiri
pa datang," Dami
ya, "Pasti, Bro! Aku tidak
ma perjalanan, pikirannya terus terhanyut ke kejadian tadi. Gairahnya mulai meledak-ledak, d
mewahnya berhenti di depan pintu masuk, Damien turun dengan langkah mantap. Sua
ramah menyambut Damien begitu dia melangkah masuk. "Se
abnya singkat sambil terus melangkah menuju pintu lift. Pel
ipenuhi oleh gambaran pertarungan panas yang baru saja dia saksikan. Wajah Miranda terus mu
ngsung menuju kamar mandi. Air hangat menyiram tubuhnya, membersihkan keringat dan pikiran
t tidur yang empuk. Namun, meski fisiknya terasa nyaman, pikirann
r Miranda dari pikirannya. "Ini gila," gumamnya pada diri sendi
ran mesumnya sendiri. Sampai akhirnya rasa kantuk
s mewah berwarna putih, berdiri di depan pintu masuk hotel. Acara tersebut terlihat sangat megah, dekorasi
ambut para tamu yang terus berdatangan. Senyum bahagia terpancar dari waja
rkiran penuh dengan ratusan mobil mewah dari berbagai merek, menciptakan pemandangan yang memukau. Damien terliha
oleh para tamu dan wartawan yang hadir. Beberapa tamu yang seusia dengannya merasa nyaman d
pujian yang berlebihan tentang kemegahan hotel tersebut. Damien tertawa pelan, merasa malu dengan pujiannya yang te
ler sontak tertuju kepada dua resepsionis cantik yang berdiri di dek
inga Damien, "Wow, mereka berdua sangat cantik. Apa aku bisa
r, jangan bawa pikiran mesummu ke sini, aku b
a tenang Bro! Aku hanya bercanda. Tapi
ler lalu berjalan menuju Ballroom utama, t