Pria Yang Disimpan
masuk, bagaimana dia bisa bekerja tanpa tas kerja, dan itu ada di dalam kamar. Selain i
idur. Sedikit pun Nadia tak berpaling untuk menatap Robin. Suasa
dulu, ya." Robin melangkah perlahan menu
Kali ini Nadia menatap Robin dengan mara
nya tak nyaman. Mau bicara pun ta
an suara meninggi. Tubuhnya di
aja." Robin memunggungi Nadia dan mengambil tasnya. Tapi, dia b
na ca
dan Nadia yang gema
ng segala aku mandul. Bilang segala aura aku gelap. Dan a
udha mendengarkan semua. Yang harus Robin lakukan saat ini adal
ak usah dengerin apa pun yang M
an. Suruh makan inilah, suruh minum itulah, harus ke dokterlah, ke dukunlah, apa
ga gak akan nurutin apa mau Mama, kok." Robin men
g." Nadia menepis tang
pku dengan tudingan macam-macam. Yang aku penyakitan lah. Yang aku mandullah. P
ku harus ke kantor." Robin buru-buru melakukan pe
ilang ke or
mendelik sangat lebar. Itu adalah
mu, Nad?" t
a ini. Aku akan bilang ke meraka siapa yang lemah dan siapa yang perlu pengobatan,
n itu? Gak perlulah kam
setiap kesempatan, semua orang selalu mengata-ngataiku di
n aku sedang mencari obatnya. Gak lama lagi, semua akan baik-ba
tap mau bicara sama mama papamu dan
kamu, Nad. Kita suda
rus-menerus. Aku gak bisa. Di sini, akulah yang menderita. Punya suami lemah. Puny
n begini. Tidak lama l
apa, sih? Kenapa burungmu bisa lemes begitu? Kamu gak nafsu s
ukup, Na
et saja, andai kata Nadia tidak mengungkit-ungkit kelemahannya sebagai lelaki. Kepe
adia terdiam. Meskipun Nadia masih marah, tapi melihat Robin yang s
n hanya kamu saja yang menderit
at apa kamu merasa menderita." Nadia masih ingin mel
au keluargaku tahu kelemahanku, atau bahkan orang-orang di lua
it ketakutan dengan nada suara dan ekspresi Robin. Apalagi R
ncintaiku? Apa benar kamu mencintaiku? Apa benar selama
dangkan jarak Robin dengan Nadia begitu tipis. Pria itu sedikit
nya agar bisa menikah dengan keluar
l
ntikan kalimat-kalimat suaminya lebih lanjut. Air ma
. Tapi, aku tidak serendah itu menerima cintamu
ia menarik napas dalam-dalam. Ada penyesalan meny0isip, membuat Robin semakin frustasi
ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup
rja dulu, ya. Maafkan ak
m. Dengan langkah gontai,
mencoba mendengar suara pintu kamar terbuka kemudian menutup. Setelah
dia menuju ke meja nakas di sebelah tempat tidur dan mengambil ponsel pintarnya. Nadi
u ada di rumah? Ak