icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Nafsu Besar Sang Dokter

Bab 2 Nafsu (2)

Jumlah Kata:1564    |    Dirilis Pada: 15/12/2023

an-guyonan nakalnya. Hanifah sendiri hanya tersipu-sipu dengan obrolan mereka yang lumayan panas ba

sepertinya mereka sudah sedikit melupakan kode e

kata Ronald sambil meletakkan tangannya di lutut Hanifah dan mengelusnya k

protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap di meja t

i gak ada siapa-siapa, dingin lagi," timpal Ronald makin berani.

hitung sampai tiga ya!" sentak Hanifah dengan wajah yang menujukan k

kita seneng-seneng aja, ya?" sahu

an satunya menyingkap rok di sisi yang lain. Hanifah tidak bergeming, tidak ad

al menggerayangi pahanya. Hitungan sampai lima sudah berkahir, namun entah mengapa Hanifah tidak l

tuk meninggikan harga dirinya, sehingga dia malah semakin bernafsu. Sebelum Hanifah berpura-pura berontak,

Belum lagi Ronald juga mendekap dan terus menaikkan rokknya lebih tinggi lagi. Hanifah bahkan sudah bisa merasa hembusan angin mal

h berhasil melepaskan diri dari c

s buah dada Hanifah yang masih tertutup pakaian dan jilbabnya. Ronald dapat merasakan kalau payudara suster muda ini masih sangat kencang dan

n jilbab perawatnya nyaris copot. Ronald melepaskan jaket cardigan pink Hanifah, sehingga tinggal baju seragam yang terlihat. Lama-l

udah puluhan gadis alim nan polos berubah menjadi liar setelah mendapat sentuhannya. Ronald hanya bersiakap mesra dan sangat lemb

g masih mengguyur dan dinginnya malam kian membuatnya lupa diri. Bulu kuduk Hanifah merinding merasakan sesuatu yang basah dan han

er terus bergerak menyapu dengan sangat lembut dan intens pada leherny

birahi tingkat tinggi itu pun langsung menyeruak masuk ke dalam mulut suster yang masih sedikit polos. Bayangan Hanifah yang pernah berciuman deng

s mencopot jilbab Hanifah. Tangan perkasa sang dokter itu pun menyusup ke dalam cup bra sang suster. Dan begitu menemukan putin

Tangan Doketr Ronald menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh selangkangannya yang ma

a biar lebih enak

kalau gak lepasin saya!" Hanifah mendapat kesempatan

punya kuasa di rumah sakit ini!" Ronald mulai menujukan sisi arogannya. Padahal sebelumnya tak pernah dia bicara sesom

urunkan emosinya. Dia sadar deng

ngin begini emang enaknya ditemenin cewek cantik kay

ak Ronald sambil menuntun Suster Hanifah ke

dipakai untuk memeriksa pasien. Selanjutnya Ronald langsun

tu stel dengan branya. Kemudian dia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan Suster Hanifah yan

ncing baju atas Hanifah yang tersisa. Lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah

gundukan buah dadanya itu. Lidah sang dokter bergerak liar menjilati

daging kenyal itu, puting mungi

an tubuhnya pun tersentak. Merasakan lidah panas sang dokter yan

amun rupanya libido yang telah dibakar Ronald, membuat sang suster melupakan perasaan itu. Mulut dan lidah Ronald kini merambat ke atas menc

dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu hingga menyebabkan Hanifah

ertegun antara percaya dan tidak dirinya bisa dengan semudah itu pasrah pada lelaki yang bukan siapa-siapa

an bisa terlupakan, hehehe," ucap Ronald penuh percaya diri. Dia sangat yakin

dalnya yang sudah menegang pun lumayan besar, bulu-bulu yang tidak terlalu lebat pun membuat Hanifah terbelalak. Ini benar-benar pengalaman p

fah, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang tampak sayu karena sedang menahan nafsu. "Dok, ap

ngganggu kita, bisa saya pecat sekarang juga! Kamu pun bisa saya naikkan jabatannya kala

h yang sudah tersangsang berat itu pun berani melingkarkan tangannya memeluk tubuh sang lelaki yang akan menjadikan di

wanita, sebab tiga suster langganannya sedang palang merah secara be

belum menikah namun sudah bukan perawan lagi. Dan bahkan justru merekalah yang awalnya meminta untuk ditiduri sa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Nafsu (1)2 Bab 2 Nafsu (2)3 Bab 3 Nafsu (3)4 Bab 4 Nafsu (4)5 Bab 5 Nafsu (5)6 Bab 6 Nafsu (6)7 Bab 7 Nafsu (7)8 Bab 8 Nafsu (8)9 Bab 9 Nafsu (9)10 Bab 10 Nafsu (10)11 Bab 11 Nafsu (11)12 Bab 12 Nafsu (12)13 Bab 13 Nafsu (13)14 Bab 14 Nafsu (14)15 Bab 15 Nafsu (15)16 Bab 16 Nafsu (16)17 Bab 17 Nafsu (17)18 Bab 18 Nafsu (18)19 Bab 19 Nafsu (19)20 Bab 20 Nafsu (20)21 Bab 21 Nafsu (21)22 Bab 22 Nafsu (22)23 Bab 23 Nafsu (23)24 Bab 24 Nafsu (24)25 Bab 25 Nafsu (25)26 Bab 26 Dokter Melia (1)27 Bab 27 Dokter Melia (2)28 Bab 28 Dokter Melia (3)29 Bab 29 Dokter Melia (4)30 Bab 30 Dokter Melia (5)31 Bab 31 Dokter Melia (6)32 Bab 32 Dokter Melia (7)33 Bab 33 Dokter Melia (8)34 Bab 34 Dokter Melia (9)35 Bab 35 Dokter Melia (10)36 Bab 36 Dokter Melia (11)37 Bab 37 Dokter Melia (12)38 Bab 38 Dokter Melia (13)39 Bab 39 Dokter Melia (14)40 Bab 40 Dokter Melia (15)41 Bab 41 Dokter Melia (16)42 Bab 42 Dokter Melia (17)43 Bab 43 Dokter Melia (18)44 Bab 44 Dokter Melia (19)45 Bab 45 Budak Sex Dokter Tike (1)46 Bab 46 Budak Sex Dokter Tike (2)47 Bab 47 Budak Sex Dokter Tike (3)48 Bab 48 Budak Sex Dokter Tike (4)49 Bab 49 Budak Sex Dokter Tike (5)50 Bab 50 Budak Sex Dokter Tike (6)51 Bab 51 Budak Sex Dokter Tike (7)52 Bab 52 Budak Sex Dokter Tike (8)53 Bab 53 Budak Sex Dokter Tike (9)54 Bab 54 Budak Sex Dokter Tike (10)55 Bab 55 Budak Sex Dokter Tike (11)56 Bab 56 Budak Sex Dokter Tike (12)57 Bab 57 Budak Sex Dokter Tika (13)58 Bab 58 Dokter Binal, 159 Bab 59 Dokter Binal, 260 Bab 60 Dokter Binal, 361 Bab 61 Dokter Binal, 462 Bab 62 Dokter Binal, 563 Bab 63 Dokter Binal, 664 Bab 64 Dokter Binal, 765 Bab 65 Dokter Binal, 866 Bab 66 Dokter Binal, 967 Bab 67 Dokter Binal, 1068 Bab 68 Dokter Binal, 1169 Bab 69 Dokter Binal, 1270 Bab 70 Dokter Binal, 1371 Bab 71 Dokter Binal, 1472 Bab 72 Dokter Binal, 1573 Bab 73 Dokter Binal, 1674 Bab 74 Dokter Binal, 1775 Bab 75 Dokter Binal, 1876 Bab 76 Dokter Binal, 1977 Bab 77 Dokter Binal, 2078 Bab 78 Dokter Binal, 2179 Bab 79 Dokter Binal, 22