The Guardian Husband
acar, Mark, membelalak. Cowok blasteran Indonesia-Jerman
ecanda,"
embuang muka sambil mengacak-acak rambutnya yang kecoklatan. Dia dan Kayla memang sudah pernah berhubung
h alat tes uji kehamilan dimana di keduanya tertera dua garis dengan cukup jelas. Dia memberikannya kepada Mark, tapi karena Mark tidak
enggelengkan kepalanya tak percaya. Mendengar s
ir untuk memberi isyarat agar Kayla menurunkan volume suaranya. Dia celingukan menatap ke arah pintu takut jika ada yang mendengar pembicaraan mereka. Hari memang masih siang, dan biasanya
ama bingungnya dengan gadis cantik berambut pendek yang sudah menjadi kekasihnya selama
kannya sekali saja
u bisa saja terjadi kan? Apa kamu tidak mempelajari soal itu?" prote
Mark kemudian. Lagi-lagi Kayla mendelik. B
au kita menambah dosa lagi denga
di atas kasur. Kali ini ia memegang tangan Kayla dengan erat, "Dengar Kayla. Aku tahu kita sama-sama bingung a
u?" tanya K
mberi makan kamu dan anak kita?" Mark balik tanya. Ka
ereka. Saat Mark meminta lebih, Kayla memberikannya dengan cuma-cuma hanya karena cintanya yang begitu besar. Tak pernah terbesit sedikitpun di be
a berpikir panjang. Padahal, Kayla tahu jika Mark adalah cowok populer di kampus dan terkenal playboy. Bahkan, Kenzi sahabat Kayla sejak kecil sudah memperingatkan Kayla untuk berhati-hati pada cowok sep
Garis dua itu langsung membuat tubuhnya lemas dan seluruh tulangnya remuk. Ia sadar jika orang tua Kayla yang sangat agamis pasti tidak bisa menerima keadaan
tarakan idenya kepada Mark. Tapi, reaksi Mark su
k bisa,"
an ibuku takkan menuntutmu bekerja. Mereka pasti m
"Aku masih muda. Menikah bukanlah prioritas utamaku sekarang. A
ark dalam-dalam, mencari tahu apakah
au menikahiku?" d
aku sudah mapan dan karierku sudah bagus. Mungkin aku akan tinggal b
Bukan hal aneh jika Mark memutuskan untuk pergi ke Jerman dan bekerja di perusahaan ayahnya. Tapi, bukankah itu berart
usaha memastikan. Mark menghela naf
ih sekarang. Tapi hanya itu satu-satuny
galkanku disini?" tanya Kayl
parkan pandangan ke luar sana. Kayla menarik nafas panjang melihat sikap Mark. Walaupun mungkin Mark masih kalut sekarang, tapi K
rasa sesak mendengar kekasihnya itu mengusirnya begitu saja, bahkan tanpa ada solusi dalam permasalahan mereka. Kayla pun mengerti, jika sekarang Mark sedang mendepaknya secara per
as ranselnya dan keluar dari kamar kost Mark. Kayla sadar sudah tak ada g
tapi nasibnya yang sungguh sial. Sekarang, dia tak berani pulang
u-satunya orang yang selalu ada untuk Kayla dalam kondisi seburuk apapun. Bahkan disaat Kayla berada di bawah dan melakukan kesalahan, Kenzi masih tetap setia mene
Setelah mendengar dua nada sambung berbunyi,
telepon malam-malam
put aku sekarang? Di
adanya untuk menjemput di tempat kost cowok blasteran tersebut. Setiap Kayla dan kekasihnya itu bertengkar,
engar suara Kayla yang bergetar. Dia sadar jika ada ses
ta Kenzi sambil meraih kunci motor da