Cinta Belum Berakhir
Harry tak lupa memperkenalkan Kanaya kepada para ka
betulan duduk di sebelah kiri Kanaya. Keduanya terkadang terlibat saling tatap ta
n bisa jemput kamu?" t
an terbang ke Jakarta, Yah. Jadi dia nggak bisa jemput," ja
lang dengan sopir saja. Kebetulan Ayah masih ada pekerjaan sedikit di kantor. Kamu pula
a bingung harus menerima atau men
h dan juga profesional, ia lantas menyanggupi perin
berdiri kemudian berbasa-basi mengajak atas
ih dahulu pamitan pada Harry. Kemudian mengi
i depannya. Rasa rindu sontak menguasai. Dulunya, Kanaya kerap kali memeluk tubuh lelaki itu dari belakang. M
eka lalu menginjakkan
bil sebentar." Haitsam mempersilakan Kanaya untuk d
seorang diri di sofa itu sambil
bil miliknya. Lelaki itu lalu membukakan pintu mobil untuk Kanaya. Mempersilakan
itu mulai melaju. Haitsam hanya sebatas menanyakan alamat wanita itu. Ia pun kemb
mahan elit Hyarta Residence Palagan, Sleman. Rumah bertingkat dua dengan no
intu, tetapi gerakannya terhenti ketika lengannya ditahan oleh Kan
piannya bisa bertemu kembali deng
Haitsam datar. Tatapan matanya lantas tertuju
mu lagi, Am." Kanaya mengu
ki bahan kalimat untuk menjawab ungkapa
aya perlahan mengendurkan pegangannya pada lengan Haitsam. Ia san
, kecuali kalau ingin membahas masalah pekerjaan, hal tersebut masih bisa ditoleransi. Dirinya memang sangat mengharapkan Kanaya kembali. Na
l. Ia belum siap bertatap muka terlalu lama dengan Kanaya. Yang ada, hatinya mak
akan?" Haitsam masih bers
engatur napas. Banyak sekali hal yang ingin Ka
ncoba menahan diri agar tidak menangis. Rasa sesak dalam dadanya
rpaksa nikah sama
f. Aku udah ikhlas menerima s
gambil alih membukakan pintu mobil untuk Kanaya. Namun, Kanaya masih te
udah sampai. Masuklah ke rumah." Haitsam mencoba
dengan perasaan tak menentu. Ia justru makin m
an Haitsam persis. Ia kembali menatap wa
naya setelah berdetik-detik ia puas
masih mencintainya. Harusnya Haitsam senang mendengar ungkapan hati Kanaya. Namun, kalau situasinya Ka
ang lain terutama Pak Harry dan Pak Ramdan sampai tau tentang masa lalu kita. Kamu pasti tau kan akibatnya apa kalau mereka sampai tau?" Setelah berucap demikian, Haitsam bergegas memasuki mobilnya kem
tak pernah padam. Rasa itu masih tetap sama dan ada,
senantiasa memperlakukannya dengan baik dan lembut. Namun, rasa cinta terhadap Haitsam masih tetap bersemayam di hatinya. Apalagi setel