icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Belum Berakhir

Bab 4 Rasa yang tak Pernah Padam

Jumlah Kata:1017    |    Dirilis Pada: 28/11/2023

Harry tak lupa memperkenalkan Kanaya kepada para ka

betulan duduk di sebelah kiri Kanaya. Keduanya terkadang terlibat saling tatap ta

n bisa jemput kamu?" t

an terbang ke Jakarta, Yah. Jadi dia nggak bisa jemput," ja

lang dengan sopir saja. Kebetulan Ayah masih ada pekerjaan sedikit di kantor. Kamu pula

a bingung harus menerima atau men

h dan juga profesional, ia lantas menyanggupi perin

berdiri kemudian berbasa-basi mengajak atas

ih dahulu pamitan pada Harry. Kemudian mengi

i depannya. Rasa rindu sontak menguasai. Dulunya, Kanaya kerap kali memeluk tubuh lelaki itu dari belakang. M

eka lalu menginjakkan

bil sebentar." Haitsam mempersilakan Kanaya untuk d

seorang diri di sofa itu sambil

bil miliknya. Lelaki itu lalu membukakan pintu mobil untuk Kanaya. Mempersilakan

itu mulai melaju. Haitsam hanya sebatas menanyakan alamat wanita itu. Ia pun kemb

mahan elit Hyarta Residence Palagan, Sleman. Rumah bertingkat dua dengan no

intu, tetapi gerakannya terhenti ketika lengannya ditahan oleh Kan

piannya bisa bertemu kembali deng

Haitsam datar. Tatapan matanya lantas tertuju

mu lagi, Am." Kanaya mengu

ki bahan kalimat untuk menjawab ungkapa

aya perlahan mengendurkan pegangannya pada lengan Haitsam. Ia san

, kecuali kalau ingin membahas masalah pekerjaan, hal tersebut masih bisa ditoleransi. Dirinya memang sangat mengharapkan Kanaya kembali. Na

l. Ia belum siap bertatap muka terlalu lama dengan Kanaya. Yang ada, hatinya mak

akan?" Haitsam masih bers

engatur napas. Banyak sekali hal yang ingin Ka

ncoba menahan diri agar tidak menangis. Rasa sesak dalam dadanya

rpaksa nikah sama

f. Aku udah ikhlas menerima s

gambil alih membukakan pintu mobil untuk Kanaya. Namun, Kanaya masih te

udah sampai. Masuklah ke rumah." Haitsam mencoba

dengan perasaan tak menentu. Ia justru makin m

an Haitsam persis. Ia kembali menatap wa

naya setelah berdetik-detik ia puas

masih mencintainya. Harusnya Haitsam senang mendengar ungkapan hati Kanaya. Namun, kalau situasinya Ka

ang lain terutama Pak Harry dan Pak Ramdan sampai tau tentang masa lalu kita. Kamu pasti tau kan akibatnya apa kalau mereka sampai tau?" Setelah berucap demikian, Haitsam bergegas memasuki mobilnya kem

tak pernah padam. Rasa itu masih tetap sama dan ada,

senantiasa memperlakukannya dengan baik dan lembut. Namun, rasa cinta terhadap Haitsam masih tetap bersemayam di hatinya. Apalagi setel

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Siapa Menantu Harry 2 Bab 2 Wanita yang Mirip Dengannya3 Bab 3 Cinta tak Direstui4 Bab 4 Rasa yang tak Pernah Padam5 Bab 5 Saingan Kanaya6 Bab 6 Cemburu7 Bab 7 Penyakit Kanaya8 Bab 8 Ikhlas Melepasmu9 Bab 9 Rasa Bersalah10 Bab 10 Kapan Hamil11 Bab 11 Rahasia Besar Adam12 Bab 12 Upaya Menjauhkan Diri13 Bab 13 Pertemuan tak Terduga14 Bab 14 Amarah Rania15 Bab 15 Kelicikan Adam16 Bab 16 Panggilan Sayang17 Bab 17 Move On, Bisa Tidak Ya 18 Bab 18 Ancaman Veny19 Bab 19 Masih Cinta20 Bab 20 Ketidaktegasan Ramdan21 Bab 21 Bolehkah Menginap di Tempatmu 22 Bab 22 Ketahuan Berpelukan23 Bab 23 Hati yang Patah24 Bab 24 Janji Haitsam25 Bab 25 Kado Terburuk26 Bab 26 Perhatian Kecil27 Bab 27 Kelicikan Rania28 Bab 28 Kutunggu Jandamu29 Bab 29 Dipertemukan Kembali30 Bab 30 Jiwa Matre Adam31 Bab 31 Rahasia Besar32 Bab 32 Permintaan Ramdan33 Bab 33 Kecolongan34 Bab 34 Kembali Rapuh35 Bab 35 Cogan Setia36 Bab 36 Galang37 Bab 37 Veny yang Malang38 Bab 38 Kanaya atau Veny 39 Bab 39 Ayah Angkat40 Bab 40 Ketakutan Kanaya41 Bab 41 Ketahuan42 Bab 42 Upaya Terakhir43 Bab 43 Kedatangan Aldo44 Bab 44 Jebakan45 Bab 45 Saksi46 Bab 46 Rindu47 Bab 47 Tukang Nguping48 Bab 48 OB49 Bab 49 Kenangan Terakhir50 Bab 50 Pertengkaran51 Bab 51 Lelah Bertahan52 Bab 52 Bukti yang Semakin Kuat53 Bab 53 Kanaya Hilang54 Bab 54 Tertuduh55 Bab 55 Bertahan atau Berpisah 56 Bab 56 Rahasia yang Sebenarnya57 Bab 57 Bebaskan Aku58 Bab 58 Bujukan Ramdan59 Bab 59 Rujak Es Krim60 Bab 60 Terlanjur Benci61 Bab 61 Keadilan untuk Haitsam62 Bab 62 OB Gadungan63 Bab 63 Kehilangan Jejak64 Bab 64 Karma65 Bab 65 Ayah Matre66 Bab 66 Balas Dendam 67 Bab 67 Kebahagiaan Rania 68 Bab 68 Keras Kepala 69 Bab 69 Cemburu Sosial 70 Bab 70 Usaha Baru 71 Bab 71 Ke Jepang 72 Bab 72 Si Paling Nekat73 Bab 73 Yang Kedua 74 Bab 74 Bukan Pengecut 75 Bab 75 Ramdan yang Rapuh76 Bab 76 Kehilangan 77 Bab 77 Kepergian Adam78 Bab 78 Selalu Ada Untukmu 79 Bab 79 Amanah Adam 80 Bab 80 Penolakan Kanaya 81 Bab 81 Niatan untuk Menikah Lagi 82 Bab 82 Kesadaran Rania 83 Bab 83 Tamu84 Bab 84 Calon Suami 85 Bab 85 Bertemu Ben 86 Bab 86 Cium Dulu 87 Bab 87 Veny Sudah Move On 88 Bab 88 Kepergok 89 Bab 89 Tamu tak Diundang 90 Bab 90 Berhenti Berharap 91 Bab 91 Minder92 Bab 92 Pengakuan Rania