Hold My Hand
mbuat perut Khanza bergemuruh karena
man belakang. Di mana ke tiga orang dewasa di hadapann
besar yang sengaja diletakkan di tengah halaman. Sebagai
erapian kecil. Sementara kekasihnya--Meira--sibuk memot
arena nyawanya masih belum berkumpul sehingga gadis it
ari! Bantu kami!" ucap Daris sengaja pada Kha
rjalan ke arah lain. Di mana ia ing
ap pantulan wajahnya dari depan cermin, sebelum kemudian suara pr
is perawan baru bangun di jam segini!" Ucapan itu sengaja ditekan
itu keluar dari belakang rumah dengan langkah buru-buru. Ke
berusaha menghindar, namun, itu tak
ung saja aku bukan adikmu!" sungut Khan
u punya adik sepertimu? Kerjaanmu hanya makan dan
hatnya hanya tersenyum tipis. Menyaksikan pemandangan yang tidak pern
a dan Barra terlibat suatu kesalahpahaman yang membuat Barra memarahinya se
u masalah di pekerjaan, Khanza akan menghibur dan menyem
angkok kecil. Sementara daging bakar kini sudah Daris hid
ang terurai. Hal tersebut terkadang membuat penglihatan K
rlahan mendekat. Berdiri di dekat gadis itu kemudian bergerak m
us yang gadis itu rasakan. Terutama saat ia menyadari, bahwa tak biasanya jarak ia dengan Barr
aneh terdengar di dalam dada. Membuat gadis itu sedik
Barra, melihat Khanza lang
t tidak teratur. Lalu mengusap keri
aat ini. Namun, entah kenapa Kha
" jawab gadis itu me
ai ujian para siswa ketika Khanza menget
m tanpa gula. Satu-satunya jenis kopi
nza pernah membuatkan jenis kopi lain, Barra sama sekali tidak meminumnya. P
uduk di sisi ranjang sambil mengamati tum
Y
Khanza
a menjawab datar pertanyaan itu. "Tid
beranjak sama sekali dari atas ranjang kakaknya. Justru
sempurna. Hidung bangir dan bibir
ila pada Barra. Bahkan para guru wanita pun sama. Mereka be
sedan
jak tadi memperhatikan Barra. Membuat Barra menge
rra lagi. Mengalihkan pandangan pada lembar
itu Khanza mau membantu
u periksa lembar jawaban
di bibirnya terlihat merekah. Sementara binar kebahagiaan yang
naik. Khanza dan Barra masih berkutik deng
a kantuk yang menyerang, namun, saat Barra menoleh dan menyuru
biskan bersama Barra. Melihat bagaimana pria itu fokus dengan pekerjaannya, lalu menoleh menatapi Khanza. Itu adalah suatu keindah
terpejam, sampai pulpen yang tadinya masih berada di tangah Khanza, kini bergerak jatuh ke bawah. menci
tangan yang berusaha menahan berat kepala. Sem
e