MAHLIGAI: Istana yang Kujaga
*
m mobil
ng. Baik Adam maupun Sarah tidak banyak bicara. K
ibuk memperhatikan jalanan. Tepat saat mobil Adam berhenti di lampu merah, Sarah menghela nap
hari ini memakai cincin pernikahannya. Terlebih yang dia tahu, Adam selalu melepaskannya. Kecemburuan mendidih di hatinya. Dia benci me
u ya. Bahkan dia sampai melakukan meeting d
dam singkat. Dia bicara t
enjawabnya dengan acuh. "
ya dan beralih ke arah Sarah. "Cu
ak curiga kalau dia menyembunyikan sesuatu darim
h dari perubahan Dara. Dari dulu Dara memang selalu memberikan banyak perhatian, saat ini d
tak dan sikap adikku. Aku sangat mengenal adikku lebih dari siapapun, jadi Dara itu tidak mungkin akan berhenti mengejar mimpinya, apalagi bisnisnya sekarang sangat sukses
ari Sarah. "Jadi, kamu pikir aku ini suaminya
e
las terlihat tersinggung karena apa yang dia katakan. Adam sudah ber
ngenal Dara dari orang lain, hanya saja... aku merasa dibalik perubahan sikap
erubahan sikap Dara itu di
anya sendirian. Aku sebagai kakaknya pun tak pernah tahu apa rahasianya. Bahkan mama dan pa
pelukannya. Adam pun merasa gelisah sebenarnya dengan perubahan istrinya, dia sedikit curiga, apa Dara tahu sesuatu tentang kejadian di Bali? Atau D
da
jawaban da
ngar aku, kan?" Sarah
nannya, dia mengangguk dan
ang memik
nya. "Aku hanya sedikit p
ang memikirkan perubahan sika
jawabnya, pria
ara saat ini sedang ada masalah. Aku pasti nanti la
" balas A
nap
a kamu satu hal," tambahnya. Pria itu menatap Sarah dengan tajam, "Kejadian saat di Bali itu hanya kecelakaan dan kuhar
. "Aku tahu itu, kamu tidak perlu khawatir, A
menganggukk
al sangat kuat. Dia marah karena Adam jadi terlepas darinya, semua ini gara-gara
*
tkan waktu makan siangnya untuk bertemu dengan rekan bisnisnya, namun kali ini Dara hanya memi
gi dia melihat Sarah dan Adam duduk bersebelahan di
ya tidak utuh lagi di hati Adam, suaminya. Dara tersenyum pahit, d
an Dara pun mempersilakan
ahabat Dara masuk, dan wanita
tanya Dara. Suaran
mau menanamkan modal lebih d
ini," balas Dara. "Terima kasih untuk semuan
a sedikit kecewa karena kamu tidak
memberitahukanmu semalam kalau aku h
a sudah mengenal sahabatnya itu semenjak keduanya sama-sama menginjak di sekolah me
ra.
ya
a a
pa, ke
i ada masa
gkan kepalanya. "Aku hanya kelelaha
aku! Aku mengenalmu dengan baik,
baik-baik saja, kam
gan orang tuamu?" tebak An
*