Fitnah Menjadi Janda
long jem
berlalu tiga hari sejak kedatangan ayah dan ibu, aku sudah menghubungi Winda untuk mencarikanku tempat tinggal ya
akan datang
u tidak membawa barang banyak, hanya potret Mas Haris yang aku
Netraku memandang setiap sudut kamar yang menjadi saksi
api aku tidak berniat untuk membersihkan atau menggantinya dengan y
dang terbesit keinginanku untuk mengakhiri hidup agar bisa bersama dengan Mas Hari
ih sangat tahu kalau bunuh diri itu termasuk dosa besar
ihat layar ponsel, tertera nama Winda di layar tersebut. Ak
paku saat pangg
as. Aku masuk atau menunggum
l, Win. Aku akan seg
pun mengakhiri pa
aat di depan pintu, aku berhenti sejenak, kuputar badan memandang seisi kamar untuk yang terakhir kalinya. Netra
n mencoba menjalani hari
intu. Aku melangkah cepat keluar dari kamar, aku tida
at ketika mendengar suara orang berbincang
enjadi istri Mas Haris, jadi Mbak Laras masih belum berhak mendapatkan a
ak mengerti apa yang diucapkan oleh Risa. Aku pun m
i Mbak Laras masih seperti itu, mana mungkin Mbak Laras mamp
i Haris, dia sudah menjadi bagian dari keluarga
k Laras menemukan lelaki lain untuk dinikahinya? Apa Mama akan membiarkan begitu saja harta mili
an. Begitu hina kah diriku sampai Risa mampu mengatakan hal seperti itu? Apa Ri
dan menikmati harta Mas Haris. Aku mencintai Mas Haris tanpa memandang hartanya, aku tulus mencintainya. Bahkan
ertanyaan Risa, aku tersenyum miris melihatnya. Pasti mama p
endiri betapa terpuruknya Laras kehilangan Haris. Mama melihat sendiri ketika Laras menangis sambil berbicara dengan potret Haris. Mama tidak sanggu
tuaku karena mama tidak mau aku terlarut-larut dalam kesedihan. Aku pikir mama memanggil mereka
a saja Mbak Laras tidak betah menjanda dan akhirnya me
isa menahan diri lagi. Aku tidak mau harga diriku diin
at, setelah sampai di ujung tangga aku seger
memiliki uang. Jadi kalian tidak perlu khawatir aku akan menguasai apa yang dimiliki Mas Haris," ucapku membuat mereka na
u salah p
ua harta milik Mas Haris, asal jangan rendahkan aku dengan status yang baru aku sandang. Menjadi janda bu
an pada mama, aku hanya tidak mau status janda
ut. Jika saja aku bisa memilih, tentu aku lebih mem