Fitnah Menjadi Janda

sudah mulai turun, Mbak." Kura

di sini, berlama-lama berada di samping Mas Haris. Aku masih in

o kita pulang dulu, Mbak. Besok Mbak Lara

k di dadaku masih terasa. Hatiku hampa tanpa kehadiran Mas Haris

anti Mbak Laras sampai sakit. Ayo

u bangun, dia menuntunku menuju mobil. Pandanganku kosong menatap tempat peristirahat

tap lekat makam Mas Haris. Hatiku seolah tertinggal di makam Mas Haris. Aku belum

di mengajakku bicara, tapi aku hanya menanggapinya dengan anggukan ataupun

ngkahku gontai memasuki halaman rumah Mas Haris yang masih tersisa dekorasi pesta pernikahan kami. Aku berhenti s

nyambut para tamu yang memberikan selamat kepada kami. Tidak pern

ba

h pundakku. Aku segera meneruskan

angkan Risa pamit melihat Mama yang masih terbaring di kamar karena te

meraih gagang pintu, kubuka perlahan pintu tersebut. Kakiku melangkah ma

penuh dengan bunga, teringat kembali ucap

*

s?" tanya Mas Haris beg

kamar kami, netraku dimanjakan dengan an

u merasa bahagia karena telah mau menerimaku sebagai pend

intainya dengan segenap jiwaku hingga aku lupa kalau rasa

Aku sudah tidak bisa merasakan dekapan hangatnya lagi

t hingga tidak bisa bernafas men

s yang tersisa di bantal yang dipakai olehnya. Kudekap erat b

terus mendekapnya, aku membayangkan mendekap tubuh Mas H

elepaskan tangannya. Kami sedang berada di sebu

ggan melepaskan Mas Haris. Aku mas

awab Mas Haris dengan senyum teduh. Wajah Mas Haris nampak bercahaya dan

galkanku lagi, Ma

inya mengusap pipiku lembut. "Percayalah, aku tidak akan pernah meninggalka

jauh Mas Haris melangkah semakin samar sosok Mas Haris terlihat di pandanganku. Aku hanya bisa mematung melihat Mas Haris pergi. Ak

n tinggalkan aku, Mas!" teriakku sambil te

osok Mas Haris meninggalkanku. Air mataku luru

dengan keras memanggil Mas

ata semua hanya mimpi. Aku kembali meringkuk memeluk bantal Mas Haris, ta

," ucapku liri

Haris. Kehilangan Mas Haris membuatku hancur, hatiku t

amu di sisiku. Kenapa kamu tidak membawaku pergi bersamamu? Kenapa kamu menin

i Mas Haris, kini aku sudah menyandang status janda. Status yang membuatku takut u