Bidadari di dalam Rumahku
ita itu tampak ramah saat berbicara dengan para tamu. Ibu mertua terlih
kan Arfan menepati janjinya." Aku sendiri tid
u bodoh dengan mau dimadu. Namun, aku sendiri tak
rderai air mata. Siapa yang ikhlas berbagi sua
Arfan. Aku tahu dia dan Ana pasti s
kenapa?" ta
kh baik-baik s
engambilkan makanan untuk Mas Arfan.
engantar anakku sekolah. Di dal
ilangan papa? Sama sepe
ita gak akan kehilangan papa mes
elihat kemesraan papa da
a Mama Ana, dia mam
lambaikan tangan padaku. Aku tersenyum padanya, meskip
enggunjingkan aku. Terlebih masalah p
tegar padahal aku yakin dia sakit h
ereka dan berusaha untuk tidak men
Pasalnya hari ini Mas Arfan cuti dan
put ya. Kami ingin mengajak Kiara jal
i kalau jalan-
a dengan Ana. Aku tidak fokus bekerja, hingga berkali-kali aku meli
makanan. Saat makan siang tadi aku tidak ke
usan mau di poligami. Jadi ya kamu harus
i semua butuh p
kan sambil memainkan ponselku. Ku lihat story Mas
gka Mas Arfan dengan mudah mengumbar hubunga
ihatkan story Mas Arfan pada Erina."pantas
n Mas Arfan bercengkrama di ruang keluarga. Melihat kebersamaan me
gis sendiri. Sementara Mas Arfan terdengar t
ntu di ketuk. Aku yang baru se
kenapa?" tan
sakan, Mas. Tidak mudah menerima ap
epakat. Dan aku akan berusaha
kerja apa itu adil? Bahkan kamu dengan mudah
emburu?" tan
sraan kalian?" tanyaku. "Aku merasa Ana telah berhasil
gisku dalam pelukan Mas Arfan. Aku be
nita nomor satu di hatiku sampa
ara langsung memelukku. Dia men
a. Nanti kita pergi lagi s
ng," ucapk
. Setelah itu kami salat berjamaah di imami Mas Arfan. Setelah salat Ana mengajak kami me
ama saja. Ana memang sangat fasih membaca al qur'a
bagus sekali Ana
sih, Mas,"
dan Mas Arfan. Aku sadar Ana memang tidak terkalahkan soal agama. H
Bibik menyiapkan makan malam. Ku
aku dan Mas Fahri mengaji. Ter
uan Mas Fahri memang itu
yang terdengar. Aku melihat Ana menawarkan
ia untuk mengerjakan tugas sekolah. Tadi ku lihat
Apa mama Ana masih sayang sama Ki
a ke mama Ana. Kalau mama yang hamil lagi sih mama gak
ara. Setelah Kiara tidur aku masuk ke dalam kamar
datang. Aku memutuskan untuk tidur saja. Aku kira setelah se
s Arfan masu
Ana," kata Mas Arfan. "Semalam aku dipijit
ku gak apa-a
pkan sarapan. Tidak berapa lama
u bisa bantu
di balik jilbabnya. Ternyata rambutnya basah. B
t tiap hari melihat