Bidadari di dalam Rumahku
i. Bagaimana tidak setiap hari a
gkin sejak tadi aku melamun sehingg
u. "Aku ingin segera be
ut Kiara sekolah saja. Mbak Kin
a sekolah? Aku takut dia akan
idak apa-apa, kan
berangkat kerja lebih dulu. Seperti biasa sebelum berangkat kerja Mas Arfan mencium ke
kan karena aku yakin Mas Arfan
ama juga berangkat. Kiara sekolah sama
hati-hati di ja
rumah memikirkan Ana dan Kiara. Rasa takut
fokus. Masalah di rumah meman
Ana memosting foto makan siang bersama di kantor Mas Arfa
Arfan. Kalau kayak gini Mas Arfan pasti akan lebih mencintai
kku karena dia tahu saat ini aku sedang rapuh. "Sabar, y
rastis. Aku makin uring-uringan pada mereka. Apalagi ku lihat
akan malam. Ayo kita
ma Ana dan Papa ya. Mama be
n. Aku mengintip dan ku dengar mereka makan ber
ganku, berarti janjimu untuk adil it
hat Ana menemani Kiara belajar. Aku makan seorang
n. "Kalau sakit biar papa an
lu meninggalkan meja makan. Padahal masih separo n
ap Mas Arfan menyusulku ke kamar dan membujukku. Nyata
tidur di ma
uarga tidak ada Mas Arfan. Aku memb
mama," ucapku men
dan menuju ruang kerja Mas
ihat Mas Arfan sedang berdua saja dengan Ana.Ku urun
mu tidur sama Mbak
s tidur dengan kamu l
Mas Arfan. Aku lihat sejak pagi moodnya lagi gak
, sayang," uc
u
n Mas Arfan. Bibir mereka saling melumat dan aku ha
amar. Aku sakit melihat mereka berciuman di d
Dan ketika ku lihat ponsel sudah jam 0
amu, Mas
dil. Tiga malam berturut-turut mereka tidur bersa
t merasa ada tangan yang memelukku. T
an. "Mandi sana lalu salat su
mandi besar. Aku segera mandi dan salat subuh berja
mar aku jam berap
n," jawab
e
u lihat Ana melirik ke arah Mas Arfan. Pas
ilkan makanan untuk Mas Arfa. dan Kia
nonton bola,"
15 dia tidak ada di kamarku. Dan aku jug
Arfan namun aku tak bisa mend
am sebelas masuk k
u kaya gak percaya g
un loh, Mas. Tapi g
dan Ana melihat
u gak keberatan tapi aku gak suka dibohongi,"
ntar Kiara lagi. Cukup
a maaf," ucap Ma
yang salah karena tidak memba
," Kalau ciuman ingat tempat untung bukan Kiara yang liha
dia salah dan melanggar janjimu untuk adil se
Kiara gak mau mama sama papa pisah. Meskipun Mama Ana
in kita. Andaikan mama dan papa pisah