Hasrat Liar Polwan
erimen seperti tidur telanjang untuk menyalurkannya, namun hingga detik itu aku masih belum tah
bareng yuk] Bunyi pesan Bryan pa
, kantor libur, jadi gak terbur
boleh request g
t apa y
e kaos merah ya
kenap
senaeng aja kal liat
k Mbak pake b
k jam lima ditunggu ya
a? Gak kepag
udah rame kok
ah di situ, awas kamunya janga
Koma
engenakan pewangi tubuh, aku berangkat menuju stadion dekat asrama tepat jam lima pagi.
ru Bryan menyambutku di parkiran.
a mbak udah mau ngepush kamu. tapi in
ada yang Bryan mau
daerah kami yang berlaga di divisi 2. Tribun penonton yang kosong. Lampu sorot yang berf
n mengajakku ke sebuah sudut
u?" Kataku dengan nada tegas karena naluri polisi yang le
isa bonyok nantinya. Apalagi kalau dipenjara takut
a!!! Atau mbak panggil temen-temen mba
buat Mbak," kata Bryan sambil menyodorkan satu bung
apa ini? kamu baik sekali
Mbak kadony
Sudah lama aku memendam rasa iri ketika ada hari valentine, para pasangan sal
ya ketika melihat kado ini adalah sebuah kalung emas berbandul
ahal. Kamu yaki
atuh cinta sama Mbak, kalung sama coklat itu ha
ataku sambil sedikit meniti
minta Mbak pake baju merah ini biar leher Mabak
itu romantis dirinya untuk membuatka terdiam ketika tangannya yang kokoh mengalungkan sebuah
h bahkan tanpa perlawanan ketika Bryan mulai memelukku dan langsung mendaratkan ciuma
i, saat-saat dimana bibir kami saling bertemu, saling menghisap, saling menjilat. Dengan lihainya Brya
anan Bryan memegang kepalaku dengan lembut, untuk kemud
k kemudian memagut mulutku dan kami kembali tenggelam dalam perci
erlahan mulutku dan mengundang lidahku untuk saling berbagi cairan kenikmatan. Dengan ragu
nnya tetap memeluk tubuhku tanpa beranjak kemana-mana. Perlahan lidahku dikulum
kemudian berbisik di telingaku, "Mbak percaya sama
adam karena malu. Anggukan mungkin jawaban terbaik yang bisa kuberikan
ion. Dalam posisi ini Bryan langsung menyusur pori-pori leherku. Menghirup aroman
emudahkannya mencium dan menghisap keindahan leherku. Posisiku saat ini mendongak samb
Hanya itu yang dapat
an syahwat yang mendesak keluar untuk dipuaskan. Tangan kanan Bryan mulai bergeri
aran dan wajah yang merah padam ingin dipuaskan. Bryan tersenyum me
ng begitu bergairah. Dengan perlahan Bryan memasukkan kedua tangannya
meletakkan tanganku untuk memegang besi
s, ditambah balutan baju ketat merah, Bryan secara perlahan mulai menemp
di sekiitar putingku yang telah mengacung tegak. Kupegang erat besi yang a
menyemburkan cairan yang membuat semua tubuhku bergetar, darah seperti sampai di
ru memainkan putingku dari luar. Bryan memelukku er
i kembali geriliyanya terhadap tubuhku deng
mabuk kenikmatan," bisiknya. Kuturuti permintaannya. mungkin benar ka
oma Mbak membuatku tergila-gila," katanya untuk kemudian dengan r
dahkan wajahku ke langit-langit sambil men
naku sudah terlepas meninggalkan cd warna merah yang masih melekat menjadi pertahanan terakhirku. Bryan menyentuh pahaku sebelah lua
an. Mbak ma
rcaya aja sama Br
saja jangan lihat
a M
ami saling berpagutan mesra. Aku masih berdiri hanya deng
ciumi dia di bibirnya dengan sedotan-sedotan dan permainan lidah yang membara . Di tengah pagutan itu, tangan B
ahnya sambil naik menaik turunkan tangannya membe
cintai dan rasanya begitu luar biasa. Kulepas ciuman kami, dikarenakan desakan rangsangan dari ba
ak Tantri, kamu
tangan Bryan yang masih di vaginak
k vagina dan meledak di sana. "Oooooow nikmatnya." Begitu nika
ditahan nikmati sepenuhn
ya, pikiranku seolah sud
egangan palang dan terjatuh di pelukan Bryan, "
b Bryan sambil
banget
Mbak?"
Kenapa bisa senik
ikmatan buat Mbak, yang pent
ali meng
ama Bryan. Tentu tidak ada olah raga hari ini. Lututku kopong seperti kehilangan kekuatan. N
*