Tuan Mafia dan Gadis Desa
rai putih bergerak ke sana kemari akibat angin yang berhembus melalui celah jendela. Dulu, ma
dalam jurang terdalam sehingga sulit untuk bangkit. Sejak peristiwa di San Club, ia menjadi wanita pendiam dan penurut. Menjadi trauma ketika tubuhnya disakiti, dibentak dan dipaksa melakukan ha
ebuah kamar mewah dan elegan. Namun baginya merupakan penjara bagi pikirannya sendi
ubuhnya menegang, bersiaga akan kepahitan apa lagi yang akan dialaminya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Di ambang pintu, seorang pria mengenakan jas
o, M
n kakinya di dalam kamar, suhu seketika turun dan memberikan hawa dingin pada jiwa pedih seorang wanita yang me
agaimana kamu
natap lekat wajah Mika. "Jangan b
gi Mika. Ia tidak tahu mengapa aura pria ini berbeda dengan lelaki l
a mengatakan saya bodoh. Apakah kita berdua begitu dekat sehingga Anda berk
p wajahnya. Namun, wanita di depannya kini benar-benar di luar ekspektasi. Bahk
tkan tatapan dingin dan tak terbaca, Mika seketika mengatupkan bibirn
tuannya?" Luke memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Dalam pandangannya, ta
Bahkan suara yang dilontarkan sedikit bergetar. Sudah terbiasa menahan tangis, hingga dalam keadaan bahaya pun Mika tidak berani mengeluarkan air matan
n pemikiran Mika. "Bukan keputusanmu bag
n tahu kalau saya dari desa. Apa
ga, buaya dan beruang. Seper
elumnya dari lelaki ini ternyata aura pembunuh. Tidak disadarinya jika semua gerak-
da benar-benar menjadikanku makanan bagi hewan-hewan itu?" Mika mencoba peruntungann
putih sehigga cahaya matahari yang tenang masuk ke dalam kamar itu. Baru diketah
k menjawab dengan perkataan melainkan sebuah pukulan yang mengarah pada dinding tepat di samping t
yang begitu dekat, ia tidak dapat merasakan detak jantung wanita itu. Bagi k
terdengar lebih dingin dari sebelumnya.
ata namun air matanya sungguh jual mahal. "Sa-saya B
am dan bagi siapa saja yang menatapnya tentu tidak mem
sedang menahan amarah. Daripada menjawab pertanyaan dan tidak sesuai d
uke berdiri dan memandang halaman belakang Devil Cav
an?" Mika benar-benar tidak mengerti ke mana
san dan menghembuskan napasnya pelan. Sepertinya har
ita bernama Deby?" Luke melir
hasnya, Tuan. Dia berani menjualku ke tempat gemerlap itu. Bahkan saya dijadikan barang lelang. Dia memang
lelaki itu. Dia tidak mengetahui jika wanita yang perna
KU LAGI." Mika berkata dengan penuh penekanan. Lu
haya Mika, membuat ia lebih hati-hati dalam mengutarakan pertanyaan dan menunjukkan amarahnya. Lebih sulit meng
ya sering berbu
e sekeliling kamar. Tidak lama kemudian ia berjalan menuju meja rias dan menarik sebuah kursi.
ri menunjuk pada bekas luka di kaki kan
kinya. "Kata kakek, luka ini akibat tertancap kayu di
k berbohong. Namun bekas luka di kaki Mika merupakan bekas ba
mah tua di hutan Ballad?" tanya Luke
l dalam ingatannya. Kepalanya tiba-tiba pusing dan beberapa memori aneh muncul di
udian menunduk di depan Mika. Meraih kedua tangannya dan me
um sempat menimpalinya kesadaran wanita itu
epat ia melepaskan selimut dari genggamannya. Sejak kapan ia begitu peduli dan m