Tuan Mafia dan Gadis Desa
ap. Malam itu bulan tak tampak, hanya sebagian bintang yang tak tertutup awan. Dalam sebuah ruangan rumah tua i
gin dan lembab. Keringat dingin mengucur dari dahinya, sesekali terdengar erangan kesakitan memecah kehen
ka matanya sesaat, dalam kegelapan ia tidak dapat melihat dengan jelas wajah pemilik tangan lembut itu. Dia hanya menangkap aroma khas dari tubu
pengetahuan medis yang dia miliki untuk memberikan pertolongan pertama. Meskipun ia sendiri lemah, tekadnya untuk menyelamatkan pria itu tidak goyah. Samar-samar
ngalir kini sudah dihentikan oleh wanita itu. Ia menoleh, berusaha melihat wajah pemilik suara lembut tersebut. Namun, wanita itu ambruk dan berakhir di sisinya, tidak sadarkan diri dengan keringat membasahi seluruh tubuh. Lela
ihat oleh lelaki itu, sebuah pisau masih tertancap di kaki sang wanita. Sedangkan wajahnya tertutup oleh rambutnya yang terurai panjang. Akibat kilauan petir yang terus menghujam matanya, lelaki itu kembali merasakan sakit di kepala. Baru disadarinya jika ada seutas kain lain lagi terikat di
*
ulan K
afia menjalankan operasinya dengan tangan besi. Kehidupan malam yang berdering
yang terkenal kejam di seluruh kota. Setelah dirinya berhasil selamat dari penyekapan di hutan Ballad ti
emimpin klan mawar hitam, Gator D'Lopes. Sorot mata tajam, rahang tegas dan tubuh yan
dirinya beraksi, seorang pria melompat masuk ke dalam ruangan yang masih di tutupi
tan membuat mata pemi
wanita dengan darah keluar dari sudut bibir. Wajahnya tidak kelihatan karena tertutup oleh rambut p
an Gator?" tanya L
ua diabaikan oleh wanita itu. Ia memilih menatap
hanya kebisuan yang tercipta. Setelah diperhatikan dengan seksama, sepertinya wanita itu mengalami depreserti dengan tujuan Luke hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan
kediaman Gator hingga tidak ada lagi yang tersisa. Reposay menunt
wanita yang berdiri tidak jauh dari pintu gerbang, mengepal erat tangannya dan menahan napas yang memburu. Sebelum umpatan keluar d
bu
*
mpai ke sebuah desa terpencil di bagian barat hutan Ballad. Bagi masya
buah lentera. Cahayanya redup namun pesona dan pancaran kecantikan dari wanita yang sibuk
ran, Kakek. Kayaknya kla
wajah keriput dan matanya yang mulai senja. "Apakah harga sembako aka
an kakeknya hanya bisa menghembuskan napas pelan. "Jika harga sembako n
kamu lakukan? Apakah pergi menghabisi klan Repo
abisi klan Reposay. Tapi aku bisa mengubah desa ini dengan menghasilkan beberapa t
dan menatap kakeknya. Jarang sekali warga desa ini bertamu di malam hari. Selain cuaca yang ding
Ini aku
k kaget melihat wajah kakak perempuannya. Lusuh dan berantakan. "Apa yang terj
tempati telah terbakar." Terbata-bata dan diiringi tangis, Deby
i rumah tuan Gator?" tanya Mik
hu jika rumah itu ad
i Mika. Dadanya naik turun dan matanya berkaca-kaca. Bukan karena